LEE YAK : Mencari Aksara Diri

i gusti made dwi guna
Chapter #3

Setra - Terjebak

Hening beberapa saat.

Hanya deru mesin mobil yang tak sehebat detak jantungku. Sopir kami tak berkomentar apa-apa. Dalam keremangan, sangat sulit membaca raut mukanya. Yang kulihat hanya siluetnya yang mematung di belakang kemudi. Suara serangga melengking mendesis-desis di kejauhan.

Ketika sebuah sinar menerpa dari depan kami, barulah bisa kuperhatikan ekspresi kaku si sopir. Sebuah motor melintas berpapasan dengan kami.

“Ayo, kita lanjutkan Pak,” kata Kakek.

Mobil menderu perlahan. Kami pun melaju menembus ruas jalan selanjutnya.

“Maafkan saya, ya Pak. Ini jalan yang lebih pendek untuk mencapai Desa Bukit Tanpatulis,” ucap sopir sambil meraba botol minum di samping jok. Setelah beberapa teguk ia baru melanjutkan bicara.

“Kita bisa saja melalui jalan besar namun harus memutar cukup jauh. Sekitar tiga kali daripada jalan ini. Lewat Desa Pahiyang inilah jalur tercepatnya. Saya pikir sekarang sudah terlambat untuk memutar balik karena kita sudah lebih dari setengah jalan.”

Kakek menggosok-gosok telapak tangannya.

“Kita lanjutkan saja,” balas kakek sambil meraba tombol-tombol audio player di dashboard. “Semoga musik sedikit menenangkan kita.”

Selanjutnya terdengar suara berisik ketika mencari gelombang radio yang pas. Suara seperti kucing kampung yang tercekik bercampur bunyi angsa yang sumbang.

Lihat selengkapnya