Leesya terdiam. Ia tidak tahu harus berkata apa. Diam-diam ia mengutuk Rendra di dalam hatinya karena tak kunjung datang.
"Pasti kamu tidak bisa menjawab, kan? Saya juga tidak butuh jawaban, sih."
Orang ini maunya apa, sih?
"Terus kamu ngapain ngomong sama Leesya? Leesya juga nggak butuh temen ngobrol, tuh."
"Jadi nama kamu Leesya, ya?"
Laki-laki yang tak ia kenal melanjutkan, "mau tahu nama saya juga, tidak?" Leesya melongo. Laki-laki di depannya ini kenapa sangat percaya diri sekali, sih?
"Nggak."
"Selain kamu ceroboh, contohnya tidak sengaja memberitahu nama kamu pada orang yang belum kamu kenal, kamu juga galak ya?" Orang itu tiba-tiba tertawa. Lucunya dimana, sih?
"Oh, ya. Itu abang kamu, kan. Jangan tanya saya tahu dari siapa, kelihatan kok."
Leesya menoleh mencari sosok abangnya dan ternyata benar itu adalah Rendra.
Abangnya sedang berada di pintu yang lumayan jauh sambil berjalan ke arah Leesya. "Saya pergi dulu, ya, takut dikira ngapa-ngapain kamu." Laki-laki tersebut bangun dari tempatnya bersiap untuk pergi.