"Aku akan membebaskan dirimu dari hukuman mati untuk pil salju yang kau berikan padaku." Ao Yu Long menatap sang Lady dengan mata phoenixnya yang tajam.
Lady Ming Shuwan hanya terdiam seperti tidak tertarik dengan penawaran Ao Yu Long. Jika tidak dalam situasi seperti ini, maka tidak akan ada tawar menawar di antara mereka.
Sayangnya situasi saat ini menempatkan keduanya dalam posisi yang tidak seimbang. Mereka bukan lagi bocah kecil yang polos dan bisa bermain bersama tanpa membedakan status sosial mereka.
Kini semua jauh berbeda. Ao Yu Long adalah seorang kaisar yang memimpin dan memiliki kekuasaan mutlak di negeri Kaili. Sedangkan dia hanya istri sah seorang jenderal yang bahkan statusnya jauh di bawah jenderal terendah di Pasukan Mo Yu.
"Yang Mulia, setelah semuanya sepertinya hamba tidak layak lagi untuk hidup. Jika Yang Mulia tidak keberatan hamba memohon ampunan untuk putri tunggal hamba." Lady Ming Shuwan membungkukkan tubuhnya dalam-dalam memohon pada sang kaisar.
Ao Yu Long menatapnya, menyipitkan mata phoenixnya. Sekilas dilihatnya gadis kecil di samping Lady Ming Shuwan. Seorang gadis kecil yang tak lepas menggenggam ujung jubah sang Lady.
"Aku tidak bisa mengampuninya karena dalam dirinya mengalir darah keluarga Dong yang turut memberontak." Ao Yu Long menyapukan tatapan matanya ke penjuru aula.
Mencari keberadaan Jenderal Dong dan keluarganya. Jenderal yang telah memblokade pintu gerbang ibukota dan menghalangi pasukan utara dan selatan untuk masuk ke ibukota.
"Yang Mulia, memang benar di dalam darahnya mengalir darah Keluarga Dong. Tetapi sepanjang hidupnya selama ini tidak pernah ada pengakuan seperti itu dari keluarga ayahnya. Dia hidup tak lebih seperti putri seorang pelayan." Lady Ming Shuwan berbicara dengan tenang meski nada getir jelas terdengar dari suaranya yang sedikit serak.
Ao Yu Long tertegun mendengarnya. Dia seorang kaisar dan tidak pernah tahu mengenai hal-hal seperti rumor yang beredar di ibukota. Meski begitu bukan berarti dia tidak bisa memahami ucapan Lady Ming Shuwan barusan.
"Yang Mulia, jika anda tidak bisa menoleransi keluarga Dong maka lihatlah Perdana Menteri Ming Feng Ying. Dia adalah cucu perempuannya." Kasim Wang membungkukkan badan dan turut memohon.
Bagaimana pun juga Lady Ming Shuwan tidak akan bisa hidup tenang jika putrinya turut dieksekusi bersama keluarga sang ayah. Tidak ada gunanya memberikan ampunan dan membebaskan wanita itu dari eksekusi jika itu justru membuatnya bak mayat hidup.
Ao Yu Long menatap ibu dan anak di hadapannya dengan bimbang. Lady Ming Shuwan, dia tidak meragukan wanita yang pernah begitu didambakannya. Namun bocah cilik yang kini bersandar di kaki sang ibunda dan menundukkan kepalanya, dia tidak pernah tahu apa yang akan terjadi jika dia hidup dan tumbuh dewasa.
Dendam mungkin akan tumbuh dalam hatinya. Atau mungkin hidup tak tentu arah tanpa orang tua atau keluarga, meski Perdana Menteri Ming Feng Ying tidak akan membiarkannya terlantar dan hidup terlunta-lunta.
"Baiklah! Aku akan mengampuninya." Ao Yu Long mengangguk setuju.
"Terimakasih atas kemurahan hatimu Yang Mulia!" Perdana Menteri Ming Feng Ying, Kasim Wang, Kasim Liu dan Duan Xiao Jiao serentak berlutut dan mengucapkan terimakasih.