Tatapan dari John membuat matanya berkaca-kaca. “Katakan, mengapa ini terjadi padaku? Apakah aku melakukan hal yang salah sehingga harus melalui ini semua?!” tanya Jane yang mulai menangis.
John memegang kepalanya sendiri dengan ekspresi wajah penat sambil berkata dalam hatinya seraya menarik nafas panjang. Fuck! Shes crying now (Brengsek! Dia sekarang menangis).
John yang tak kuasa melihatnya menangis, merasa bersalah karena telah meneriakinya. “Tidak, kau tidak melakukan kesalahan apapun, I apologize for yelling at you, (Tidak, kau tidak melakukan kesalahan apapun, aku meminta maaf karena telah meneriakimu,)” tukas John seraya memeluk Jane.
Jane menangis dalam dekapannya namun dengan para pemburu yang sedang mengejar mereka, ia tidak punya banyak waktu untuk drama semacam itu.
John melepaskan pelukannya. “Sekarang kita harus saling membantu,” tukas John padanya.
John mengeluarkan sebuah peta dari sakunya dan menaruhnya di lantai, ia berjongkok dan mencoba memperhitungkan jarak menuju tempat tujuan berikutnya.
Peta tersebut memiliki banyak coretan diatasnya, karena sebelum melakukan misinya, ia sudah terlebih dahulu mempersiapkan rute pelarian karena semua hal bisa saja terjadi.
Selesai dengan hal itu, John berdiri dan memasukkan kembali peta tersebut ke dalam sakunya.
Ia melihat Jane sudah tidak menangis. “Kita akan bergerak secara sembunyi-sembunyi agar tak tertangkap kamera cctv, karena mereka selalu mengawasi,” tutur John padanya. “Mulailah berjalan.”
Mereka kembali berjalan kaki menyusuri gang tersebut, namun baru beberapa meter saja, Jane kembali bertanya.
“Kenapa kita tidak naik kendaraan?” tanya Jane.
“Haha! Great idea! (Haha! Ide brilian!)” sahut John dengan tawa mengejek. “You want to die as it was an ordinary accident on the news? if you want, let's do it then, cause I don’t have any complaint since I can survive. (Kau ingin mati seolah itu hanyalah kecelakaan biasa di berita? Jika kau ingin, mari lakukan, karena aku tidak akan komplen sebab aku bisa selamat.)”
Saat mereka sedang berjalan, firasat John mengatakan jika ada sesuatu jauh di depan yang membahayakan keselamatan mereka.
Ia melihat para pemburu sudah berada disana dan mencoba mengejar mereka berdua.
“Lari! Masuk kedalam gedung! Cepat!” perintah John yang tidak menyangka jika para pemburu secepat itu menemukannya.
Mereka berdua berlari sambil mencoba membuka setiap pintu gedung yang mereka temui satu-persatu.
“Semua terkunci! Kenapa kau tidak menembak gemboknya?” tanya Jane dengan panik sambil memegangi gagang pintu.
“Ini bukan film!” sahut John yang berada di belakangnya.
Deziing, deziing, deziing. Suara peluru berterbangan ke arah mereka berdua.
Para pemburu menembaki mereka berdua menggunakan senjata api yang diberi peredam, dan beberapa diantaranya membawa senjata berlaras panjang.
Mereka berdua berlari menghindari hujan peluru, John berlari mendahului Jane sambil mencoba beberapa pintu yang akhirnya ia menemukan pintu yang tak terkunci.