LEGION : UNKNOWN KNIGHT

Delta
Chapter #7

BEGINNING - 7

Cahaya mentari yang terpancar melewati sela-sela kayu, menyorot kepada wajah John yang sedang tertidur.

“John… wake up, (John… bangun,)” ucap seorang wanita dengan nada lembut kepadanya.

John membuka matanya dan langsung memeluknya. “I miss you…, (Aku merindukanmu…,)” tukas John sembari mendekapnya.

Rambut John dibelai dengan lembut olehnya, perlakuan tersebut adalah hal yang ia sangat rindukan.

“I make breakfast, lets eat. (Aku sudah membuat sarapan, ayo makan.)”

Wanita tersebut berjalan keluar kamar menuju meja makan dengan diikuti oleh John, mereka berdua menyantap hidangan yang berada di atas meja.

Setelah menyantap hidangan tersebut, John berjalan menuju teras belakang dan duduk di kursi sembari menikmati pemandangan dari padang rumput serta kebun bunga kecil yang dirawat oleh wanita tersebut.

Bunga-bunga yang terdapat di kebun kecil tersebut sedang bermekaran, membuat semakin indah suasana tersebut.

Wanita tadi menghampirinya dengan membawa dua gelas berisikan teh hangat ditangannya. “Here’s, (Ini,)” tukas wanita tersebut sembari menaruh gelas diatas meja.

Ia naik duduk di pangkuan John dan ikut hanyut dalam pemandangan yang menakjubkan tersebut, ia memegang wajah John dengan kedua tangan mungilnya.

Sentuhan lembut dan perlakuan hangat seperti itulah yang sudah lama tidak John rasakan.

Dengan masih memegangi wajahnya, wanita tersebut berkata, “No matter what, don't lose yourself and fight for what you believe for. (Apapun yang terjadi, jadilah dirimu sendiri dan berjuanglah untuk apa yang kau yakini.)”

John mendekap dan mengecup keningnya.

Namun hal tersebut hanya sebuah ingatan masalalu yang dimimpikannya, sekarang ia tersadar dan mendapati dirinya sedang berada dipangkuan Jane.

John memegangi kakinya. “How long have I been unconscious? (Berapa lama aku tidak sadarkan diri?)” tanya John kepadanya.

“Two hours. (Dua jam.)”

John memasang kembali perlengkapannya dan kembali menyuntikkan morphine sambil menggigit ransum untuk menambah tenaganya, ia berjalan menjauh agar Jane tidak melihatnya mengganti lakban dengan perban untuk menutupi lukanya.

Ia menyumpal lubang dari luka bekas peluru dengan kain kasa, dan menyiramkan etanol diatasnya.

Fuck! Fuck! Im really getting older. (Sial! Sial! Aku benar sudah semakin tua.)  Umpat John dalam hatinya.

Sementara itu, para hunter yang mengajarnya semakin mendekat karena posisi dari John akan diberitahukan kepada mereka setiap tiga puluh menit sekali melalui sebuah peta virtual yang mereka bawa.

Jarak diantara mereka berdua hanya berkisar sekitar satu kilometer saja, jika ditempuh dengan berjalan kaki, maka akan memakan waktu sekitar lima belas menit.

Michael memperingatkan anggota timnya. “Careful, he’s just half a mile ahead, and didn’t move since two hours ago, (Berhati-hati, dia hanya setengah mil jauhnya, dan tidak bergerak sejak dua jam lalu,)” sembari melihat perangkat dilengannya.

Mereka terus berjalan maju ke depan dengan lebih memerhatikan langkah kakinya, sebab takut menginjak jebakan yang dibuat oleh John.

Hingga akhirnya mereka tiba di tepian sungai dan mendapati bekas darah berada pada daun di dekat pohon tempat John mengikatkan tali. “He’s here, (Dia disini,)” beritahu ketua tim lain pada Michael. “Take off your gear, and go swim, (Lepaskan semua peralatanmu dan pergi berenang,)” perintahnya kepada rekan satu timnya.

Lihat selengkapnya