Setelah mendengar suara tadi, John berdiri dan melihat sekitarnya untuk menemukan darimana arah suara itu berasal. “He’s here, (Dia disini,)” tukas John.
“He?” tanya Jane.
“Run! Follow me, (Lari! Ikuti aku,)” suruhnya pada Jane. “Enable thermal vision, (Nyalakan pengelihatan thermal,)” John mengganti mode pandangan pada topengnya.
John berlari dengan sangat kencang di tengah hutan rimba tersebut, ia menerobos semak belukar dan tidak perduli terhadap serangga yang berterbangan serta menempel pada tubuhnya, fokusnya sekarang hanya tertuju pada suara yang didengarnya tadi.
Jane yang tidak ingin tertinggal mencoba sekuat tenaga untuk mengejarnya, namun tetap saja ia tidak bisa mengimbangi kecepatan daarinya.
Setelah beberapa saat, ia merasa kelelahan. “John… wait…, (John… tunggu…,)” katanya sembari membungkuk dengan tangan yang mencoba meraihnya. “John!” teriaknya.
John menghentikan larinya dan berjalan mengampirinya. “Get on, hurry! (Naiklah, cepat!)” suruhnya sembari tergesa-gesa.
Ia berjongkong di hadapan Jane sembari memberikan punggungnya, berniat untuk menggendongnya sebab mereka tidak punya banyak waktu. “Get on!! (Naiklah!!)” tandas John membentaknya. “Hold on tightly, (Pegangan dengan erat,)” Jane langsung naik ke atas punggungnya seraya John mulai berlari kembali.
Ranting-ranting kecil yang menghalangi jalan, melukai kulit Jane yang lembut. “Aww… it’s hurt, (Aww… sakit,)” keluh Jane. “Slow down John. (Pelan-pelan John.)”
John masih tidak melambat, ia malah menambah kecepatan larinya.
Karena ada sebuah pohon tumbang di hadapannya, ia melompat melewati batang pohon yang tumbang tadi.
Kaki Kanan John mengerem dengan sangat pakem, membuatnya meluncur diatas tanah sambil berbelok ke arah kiri melakukan manuver berbelok yang sangat amat baik dan Jane memejamkan matanya karena takut terjatuh.
Setelah beberapa menit John berlari, akhirnya ia sampai pada tempat yang dirasanya adalah sumber dari suara yang di dengar sebelumnya.
John mengganti mode pengelihatan pada topengnya. “Change to night vision. (Ganti ke mode malam.)”
Lampu pada topengnya menyala dan sebuah tabung menutupi kamera yang berada pada topengnya.
Ia kembali berjongkok untuk menurunkan Jane dari punggungnya, seraya menyisir area tersebut untuk mencari jejak yang ditinggalkan namun tak menemukannya dan hanya mendapati seekor hewan yang sudah mati tergeletak di tanah.
“Shit, I’m late. (Sial, aku telat.)”
“What are you looking for? (Apa yang kau cari?)”
“Nothing, can you walk? (Tak ada, bisakah kau jalan?)”
“I can. (Aku bisa.)”
“It’s few mins left to be there. (Tinggal beberapa menit sampai disana.)”
John melepaskan rompi anti peluru dan baju seragamnya, ia terlihat mengenakan kaus polos berwarna hitam. “I don’t bring a jacket or raincoat, so wear this, (Aku tidak membawa jaket ataupun jas hujan, pakailah ini,)” tukas John memberikan bajunya. “And pour this on your wounds, (Dan taburkan ini ke lukamu,)” sambung John seraya memberikan botol berisi etanol.