Mereka berdua berjalan menyusuri hutan dalam gelapnya malam dengan Tom yang mengikuti dari belakang. “How’s your wounds? Is it okay to keep moving like this? You need to be treated quickly, (Bagaimana lukamu? Apakah tidak apa-apa untuk bergerak seperti ini? Kau perlu secepatnya di rawat,)” Jane bertanya padanya.
“That’s fine, I put some ointment on it and took medicines, so the infection didn’t spread out, (Tidak apa-apa, aku mengoleskan salep dan memakan obat, jadi infeksinya tidak menyebar,)” sahut John menjawabnya. “I need to take the bullet out, can you help me with it? (Aku perlu mengeluarkan pelurunya, bisakah kau membantuku?)”
“I might be passed out. (Aku bisa pingsan.)”
“Rargggggggrrr….”
John menyalakan mode thermal pada topengnya untuk mencari penyebab dari geraman yang dibuat oleh Tom. “Enable thermal vision. (Nyalakan pengelihatan thermal.)”
Ia menemukan seekor harimau yang berada diatas sebuah pohon sedang mengamati mereka.
“Stay close to Tom. (Mendekat padaku Tom.)”
“What?! (Apa?!)” tanya Jane.
John tidak membunuh hewan buas tersebut dan hanya menakutinya dengan suara tembakan.
Dor. John menembakkan senjatanya ke langit.
Harimau tersebut tidak takut pada suara tembakan tadi dan malah melompat kearahnya untuk menerkam, Tom langsung menghadang harimau tersebut dengan badannya hingga harimau itu terpental karena dihantam saat berada di udara.
Tom langsung menggitnya pada bagian leher, dan harimau tersebut membalas gigitannya dengan cakaran, terjadi pertarungan sengit antara harimau dan Tom.
“Kyaaa…,” teriak Jane karena pertarungan tersebut tenjadi di dekatnya seraya memeluk erat pada John dengan ketakutan.
Cakaran serta gigitan dari harimau tersebut tidak berdampak apa-apa padanya, Tom bersiap untuk menyerang kembali harimau yang sudah tersungkur di tanah, namun John menghentikannya.
“Stop! (Berhenti!)” bentak John.
Tom menghentikan gerakannya dan hanya menggeram sambil berdiri mengarah pada harimau tadi.
“Move. (Bergerak.)”
Mereka kembali bergerak maju dan beberapa kali beristirahat sampai akhirnya keluar dari lebatnya belantara hutan, saat mereka berhasil keluar dai hutan tersebut, mentari sudah mulai terbit.
Hunter yang baru di kirimkan untuk mengejar mereka, merasa ragu untuk melakukan tugasnya setelah melihat apa yang di lakukan oleh John pada kelompok sebelumnya.
Mereka di turunkan dari helikopter bukan berdasarkan pada posisi dari kelompok sebelumnya, tapi mereka diturunkan tiga kilometer lebih maju dari posisi yang seharusnya.
Mereka menonton tayangan bagaimana John melumpuhkan para hunter hanya dengan bermodalkan sebuah pedang pendek yang dimilikinya, tayangan tersebut menimbul dampak psikoligis pada mereka.