Blurb
Bertolak belakang dengan yang dibayangkan ibu-ibu di ruangan ini— kecuali mamaku dan ibu mertuaku yang baik banget itu. Mereka pasti berharap akan ada drama di rumah tangga bocah ingusan ini. Semacam pertengkaran pecah-pecahan piring, pisah rumah, hingga perceraian. Lalu, mereka akan geleng-geleng sambil mencibir, "Salah sendiri belum cukup umur sudah memutuskan menikah. Dasar bocah!"
Memang keputusanku ini agak gila. Itu juga yang diteriakkan Nuna waktu tahu niatanku ini. Jadi, sebenarnya dari mana ide ini berasal? Dan, bagaimana caraku bisa bertemu jodoh yang sedang sibuk minum dawet di pelaminan itu?