LELAKI BAJA

Rara3
Chapter #5

Pernikahan

"Baja...Baja, yang nembak siapa, yang KO siapa," gerutu Bi Inah setelah Fatimah menceritakan penyebab pingsannya Baja. 


"Gimana ini, Bi? Apa saya tukar saja rumputnya?" Wajah Fatimah terlihat kalang kabut karena Baja tak kunjung siuman.


"Jangan...jangan!" Tiba-tiba suara Baja berinterupsi.


"BAJA?!"


"AKANG?!"


Teriakan hampir bersamaan dari mulut keduanya, membuat pengang telinga Baja.


"Kamu pura-pura pingsan?" tuduh Bi Inah tak terima karena ia dan Fatimah sudah cape-cape menggusur tubuh kekarnya dari taman ke teras rumah. Kewalahan. 


"Ya, nggak atuh, Bi. Saya siuman saat disuguhi gibahan. Tanggung, saya dengarkan saja, itung-itung untuk ngurangin dosa," cengir Baja, menutupi rasa malu dan canggung di depan Fatimah. 


Rasanya kurang keren cinta diterima malah pingsan segala saking kagetnya. Betapa tidak umurnya sudah karatan, bahkan sudah lupa kapan merasakan jatuh cinta. Dan, sekarang malah gayung bersambut,  diterima tanpa syarat yang biasanya diberikan wanita sebelumnya. Tentu saja ia shock.


"Lagian gak modal banget nembak gadis pakai rumput, kamu samain dia sama kambing?" cibir Bi Inah. 


"Itu cuma simbolis saja, Bi. Cincin aslinya nyusul, nabung dulu." Mental Baja mendadak down mendengar cibiran Bi Inah. 


Butuh berapa lama untuk ia nabung, kalau yang dikumpulkan uang recehan sisa kebutuhan sehari-hari, itupun tidak setiap hari. Kalau dihitung-hitung sering ngambil isi celengannya daripada ditambah. 


"Nggak apa-apa, Bi. Yang penting bukan soal barangnya, tapi rasa cinta dan keseriusannya," bela Fatimah.


Mendadak nyali yang ciut kembali terpompa. Ia semakin yakin dengan Fatimah. Ia berjanji pada dirinya untuk lebih giat berusaha mengumpulkan uang secepatnya. 


*

Lihat selengkapnya