BAB SATU
MR. JOKER
Lelaki dihadapannya berkemeja putih tanpa baju dalam, rambutnya kaku dengan jelly rambut yang kebanyakan, sehingga tampak basah dan kaku, berdasi warna oranye menyala dengan kerah kemeja yang berdiri tegak tak tergoyahkan. Bermata agak sayu karena kelopak atas matanya diujung agak menurun, bola matanya hanya terlihat sebagian. Bibirnya tebal berwarna hitam yang bukan karena nikotin, bibirnya berkilau karena memakai lipsglos, jika terseyum ujung kedua bibirnya berkerucut seperti bulan sabit, seperti tokoh Mr. Joker di film Batman. Dengan kemeja putih yang tipis memperlihatkan siluet badannya yang gemuk dan membuat kemejanya serasa sempit, bulatan teteknya yang hitam terlihat jelas dan menjijikkan. Wajah lelaki itu mengingatkan pada kenangan masa lampau yang sangat tidak ingin diingat.
Yogi menatap lelaki dihadapanya dengan penuh tanda tanya dan serba salah, harus tersenyum atau cemberut? Wajah lelaki dihadapanya ini kembali muncul tanpa diduga, dengan segudang rasa yang membuih menghantarkan kesumat masa lalu yang belum tuntas dilumat.
Dengan setengah hati diterimanya jabatan tangan lelaki itu. Tanganya masih sama besar dan gempal dengan jari-jari yang penuh seperti mayat yang baru diketahui seminggu setelah pembunuhan. Senyum pun terpaksa disunggingkan untuk sekedar berbasa-basi. Yogi segera mencabut jabatannyanya karena tangan lelaki itu sama sekali tidak membuat Yogi nyaman.
Namanya Berny Sangkara. Lelaki tua berumur hampir pensiun, sekitar lima puluh tahun tapi dandaannya seperti anak muda berumur dua puluh tahun. Kebanyakan gaya dan kebanyakan model. Yogi tahu betul siapa lelaki dihadapannya, Yogi hapal betul lelaki macam apa yang ada dihadapanya. Dia adalah lelaki yang pernah membuat hidupnya susah sekian tahun lalu! Dan dia adalah manusia yang paling tidak ingin ditemui atau bertemu seumur hidupnya lagi. Cukup sekian tahun lalu saja tahu dan kenal dengan lelaki bernama Berny Sangkara! Tapi sekarang? Lelaki itu berdiri dihadapannya dengan raut wajah menyebalkan dan memuakkan. Pertanyaannya kenapa Yogi dipertemukan kembali dengan lelaki sialan ini?!
Yogi segera pergi setelah bersalaman dengan Berny, dia menuju ruangannya yang terletak di ujung, dengan wajah was-was dan segudang dendam, Yogi menarik napas dan menghempaskan badannya di kursi putarnya yang terasa keras. Dia berusaha menenangkan diri untuk tidak terlalu emosi menghadapi masa lalu yang tiba-tiba muncul dihadapannya. Kehadiran Berny yang secara resmi akan menjadi atasananya sejak hari ini menggantikan Pak Edward yang mengundurkan diri karena harus pindah ke Australia menyusul isterinya yang sudah berada di sana enam bulan terakhir.