LELAKI DITITIK NADIR

Bhina Wiriadinata
Chapter #10

BAB SEPULUH EMPAT LELAKI

BAB SEPULUH

EMPAT LELAKI

 

Tiba-tiba saja dari arah belakang Yogi, suami Ibu Kemuning memukul Yogi dengan bernafsu dan tanpa meminta penjelasan, kali ini Yogi tidak tinggal diam, dia melawan, bahkan suami Ibu Kemuning terkena hantaman tangan Yogi yang mendarat di pipi kanannya. Melihat hal itu Bobby ikut-ikut membela bapaknya, maka terjadilah perkelahian yang tak sebanding, bapak dan anak menyerang Yogi dengan blingsatan! Sementara Ningsih menangis meraung-raung seperti orang kesurupan, seketika semua penghuni kos berhamburan dan memisahkan perkelahian. Yogi ditarik oleh Ricko penghuni kos paling ujung yang berprofesi sebagai instruktur fitness, dengan badan berotot Yogi ditarik dan didekap sekuatnya. Suami Ibu Keminung dan Bobby memandang dengan marah.

“Keluar kamu dari sini!!”

Ya Yogi akan keluar dari sini tapi nanti setelah dia dapat membuktikan siapa sebenarnya pelaku yang menghamili Ningsih. Yogi bertekad akan menjaga harga dirinya sendiri, dia akan mencari sendiri siapa laki-laki pengecut itu! Si Sybi-kah? Si Josep-kah? Si Deden-kah? Atau si Heri yang orang dari Balikpapan itu? Yogi akan mencari empat lelaki itu dimanapun dan kapan pun, Yogi akan menyeret laki-laki semuanya untuk bicara dan mengakui perbuatan mereka!

Ricko menenangkan Yogi setengah mati, dimasukan Yogi ke dalam kamar kos-nya  dengan tersengal-sengal Yogi menahan amarahnya, kali ini dia benar-benar tak bisa tinggal diam, Yogi tak bisa lagi menahan tuduhan-tuduhan menyakitkan baik dari Ningsih maupun suami Ibu Kemuning, kenapa bukan Ningsih yang diusir dari kos ini? Kenapa harus dirinya?

“Kalau kamu yakin bahwa kamu tidak melakukan semua tuduhan itu, kamu cari jalan untuk membuktikannya! Jangan main kasar begitu? Itu malah menambah kecurigaan orang, tahu gak?!” kata Ricko

Ditatapnya Ricko dalam-dalam lalu dengan amat dalam ….

“Kamu tidak tahu bagaimana rasanya difitnah!”

“Ya buktikan!”

Keesokan harinya, Yogi mendatangi satu per satu pacar-pacar Ningsih, berdasarkan info dari Ida dimana alamat pacar-pacar Ningsih. Yogi mengambil cuti dua hari guna mencari jalan keluar dari masalah yang sebenarnya bukan masalahnya. Tapi namanya selalu disebut-sebut oleh Ningsih dan suami Ibu Kemuning, maka hampir semua lingkungannya di kos-nya ikut menyeretnya menjadi tersangka yang tak terbukti.

Didatangi Deden yang orang sunda, lelaki tambun dengan kaca mata tebal, berambut keriting dan bibir berwarna hitam kebiru-biruan, Deden sedang memakai celana pendek berwarna kuning serta rokok, penyebab bibirnya berwarna hitam kebiru-biruan. Ketika ditanya soal Ningsih dia hanya cengar-cengir tanpa memberi penjelasan, sementara Yogi setengah mati seriusnya menanyakan soal Ningshi

“Apa urusannya dengan kamu? Repot-repot amat mas, sampai nyari saya?”

“Ningsih hamil dan salah satu dari kalian adalah pelakunya!”

“Jaga mulut kamu ya! Bilang sama si Ningsih – teman kos-mu itu! Balikin duit saya sebanyak harga dirinya!”

“Maksudnya?”

“Duit saya lebih besar dari harga dirinya tahu! Gak sebanding dengan apa yang dia kasih ke saya! Dia udah gak perawan!”

Masya Allah!

Yogi diam menutup mukanya, perkataan Deden sangat menyakitkan dan merendahkan perempuan, siapa pun dia bagi Yogi seorang perempuan harus tetap dihargai seburuk apa pun perempuan itu!

“Jadi anda harus bertanggung jawab kalau sekarang dia hamil!”

Lihat selengkapnya