BAB LIMA BELAS
DUA RATUS LIMA PULUH JUTA RUPIAH
Tiket pesawat sudah didapat Yogi dengan senang hati. Kini waktunya Yogi untuk cuti tahunan setelah setahun lebih tak mengambil cuti. Kali ini Yogi ingin menetramkan diri bersama keluarganya di Bogor. Dia ingin menemui ibunya yang kini tinggal berama adiknya Diana. Yogi ingin membawa ke tiga anaknya untuk menghibur ibunya yang kesepian setelah ditinggal bapak. Dengan suka cita semua persiapan cuti diatur sedemikian rupa. Semua tugas-tugasnya dilimpahkan ke Okie dan Novie dengan dibantu oleh Firman. Semua tugas-tugas berat sudah selesai, permintaan-permintaan bulanan untuk semua lokasi sudah terpenuhi, tinggal permintaan yang sifatnya urgent saja dan itu bisa diatur oleh Okie dan Novie.
Surat izin cuti sudah ditandatangani Berny dan Lingga. Meski Berny masih menyimpan marah, tapi hak cuti Yogi tak dapat dia tahan-tahan, karena Yogi sebelumnya sudah meminta persetujuan pada personalia dan atasan purchasing-nya di kantor pusat Jakarta. Kata Lingga sebenarnya Berny tak menyetujui cuti Yogi karena banyak hal yang harus diselesaikan, namun Yogi berkeras bahwa untuk tugas-tugas besarnya sudah selesai hanya yang kecil-kecil saja dan bisa ditangani oleh Okie, Novie dan Firman.
Yogi bilang pada Okie bahwa PO ( Purchasing Order ) ikan yang sudah di cetak tolong jangan di fax dulu ke supplier di Bitung – Manado, karena Yogi masih belum mendapat spesifikasi ikan yang diminta dengan benar dari Lokasi, spesifikasinya masih mentah yaitu meminta ikan tuna whole dengan ukuran jumbo. Yang dimaksud dengan jumbo itu masih samar dan tidak jelas, makanya Yogi meminta spesifikasi ikan lebih spesifik agar tidak salah order. Karena lama tidak mendapat respon dari lokasi terpaksa PO tersebut di hold dulu karena harga ikan tersebut sangat mahal dan nilai rupiahnya cukup besar.
Karena waktu tak memungkinkan untuk Yogi menunggu keputusan dari lokasi, terpaksa Yogi pergi cuti. Dengan pesan ke staffnya bahwa jika ikan itu sudah disetujui spesifikasinya tolong Yogi diinfo. Okie mengiyakan begitu pula Novie.
0
Berada di rumah ibunya di Bogor adalah hal yang paling menyenangkan bagi Yogi, bertemu dengan semua saudaranya ada Dian dan suaminya serta anak-anaknya yang sudah besar-besar, lalu ada Diana adiknya yang tinggal bersama ibu. Diana nampak matang sekarang, tidak lagi seperti gadis kecil yang susah diatur, Diana sudah tumbuh dewasa dengan membawa pacarnya yang seorang guru nampaknya, Diana akan berjodoh dengan Dani – pacarnya. Ibu pun demikian sangat senang melihat Yogi dan ketiga anaknya yang lucu-lucu, dibawanya ibunya dan keluarganya jalan-jalan ke Bandung lalu makan-makan dan belanja-belanja. Semua uang yang disimpan untuk berlibur dia bagi untuk kesenangan ibu dan saudaranya.
Mereka menghabiskan waktu mengunjungi sanak-keluarga baik dari bapak maupun ibu. Ibu dengan bangga membicarakan Yogi pada saudaranya bahwa kini Yogi sudah menjadi orang yang sukses. Kesuksesannya dia bagi-bagikan kepada keluarganya, bukannya hanya keluarga kecilnya, Yogi sudah menjadi anak yang patut dibanggakan sebagai anak laki-laki dan sebagai suami buat istrinya dan sebagai ayah buat anak-anaknya.
Di tengah liburannya Okie menelepon dan mengabarkan bahwa ada masalah soal PO ikan yang dipesan, menurut Okie ikan itu sedang dalam perjalanan pengiriman ke Surabaya. Yogi sempat marah karena ini pasti kesalahan Okie dan Novie, namun ketika dijelaskan bahwa supplier menerima PO dari Surabaya pada saat tanggal keberangkatan Yogi. Yogi panik, karena ikan yang dimaksud belum mendapat respon dari lokasi dan bagaimana mungkin PO tersebut di kirim ketika Yogi berangkat cuti? Ini pasti ada yang tidak beres, Yogi yakin betul bahwa PO itu masih tersimpan di mejanya di tempat file yang bertuliskan ‘PO belum di setujui’ tapi kenapa PO sudah sampai ke tangan supplier? Siapa yang mengirimkanya?
Kemudian Okie mengabarkan pula bahwa Berny sempat marah, Okie, Novie dan Firman habis dimarahi meski ikan baru datang besok, tapi itu tak bisa dicancel karena supplier sudah menerima PO-nya dan tertulis TOP URGENT!