LELAKI DITITIK NADIR

Bhina Wiriadinata
Chapter #26

BAB DUA PULUH ENAM GOODBYE

BAB DUA PULUH ENAM

GOODBYE

 

Setelah semua selesai di audit dan setelah semua hutang dibayar, perusahaan kembali berjalan, meski belum pulih dari terperosoknya kesakitan, perusahaan itu berjalan tertatih-tatih. Kabar angin dari mana tiba-tiba saja tersiar kabar bahwa karyawan akan terkena PHK masal, baik karyawan tetap maupun karyawan tidak tetap, termasuk Yogi yang telah menjadi karyawan kontrak. Gelombang PHK besar-besaran guna efisiensi, gosip yang beredar. Hampir setiap departemen ikut kasak-kusuk mencari kebenaran berita itu, para karyawan resah dan risau, akankah nasib mereka terselamatkan?

Sang pembebas macam ketiga auditor itu yang sekarang bercokol menjadi direktur menggantikan Pak Sony dan rekan direktur yang lain, senyam-senyum dengan uang dua milyar  milyar yang telah mereka makan dengan mengganti kendaraan mewah mereka masing-masing.

Itulah hasil terindah dari ketiga auditor sialan itu! Mereka berhasil mengeksekusi para jajaran direktur terdahulu dengan laporan dosa yang tak terampuni, kemudian mereka bercokol sebagai penggantinya dengan gaji sebanyak daun singkong yang tak terhitung oleh Rohim sang office Boy yang sudah enam tahun gajinya cuma satu juta lima ratus! Belum lagi penipuan mereka, mengambil dana untuk orang pajak sebesar dua milyar! Ohh mereka sama saja dengan manusia lain pada umumnya, itu hanya Yogi yang tahu, siapa ketiga lelaki yang tak tahu diri itu!

Mereka mengunci mulut Yogi dengan sebuah ancaman yang mengerikan! Katanya, jika kamu buka mulut soal dana dua milyar yang dipertanyakan Yogi pada ketiga orang gila itu, maka Yogi akan dikenakan pasal penggelapan uang karena selama dia kerja di bawah Pak Sony, Yogi tak pernah melaporkan uang pengembalian advanced setiap ada transakasi. Padahal Yogi sudah membeberkan bahwa uang tersebut sudah diberikan ke kasir yaitu, Tati untuk disetor ke bank, namun Medi berkilah bahwa dari Tati tak ada laporan itu dan tidak ada bukti pula disetor ke bank.

Yogi tak terima dan ini fitnah!

Yogi merasa ada yang tidak beres selama dia menyerahkan uang pengembalian advanced ke kasir. Ketika ditanyakan ke Tati sebagai kasir, Tati malah menangis dan berbicara dengan membolak-balikan kata. Sialnya ketiga orang mantan auditor itu lebih percaya pada si Tati ketimbang Yogi. Maka jadilah Yogi bulan-bulanan yang tak dapat membuktikan sebuah kebenaran itu, karena uang pengembalian advanced itu tidak memakai tanda terima ke kasir alias Tati.

Yogi benci dengan ini, Yogi tak suka dengan ini. Belum lagi datang seseorang dari holding company bernama Adi Sucipto dengan wajah persis orang jaman purba. Berkening keras yang membentuk seperti lereng gunung, karena keningnya maju ke depan dari pada matanya, kemudian pipinya hitam, hidungnya besar dengan lubang yang seperti siap untuk menghirup bajaj sekali hisap, berbibir tebal yang hitam, walau tidak terkena nikotin dan matanya melotot seperti mata ikan tongkol yang tak berkedip. Ihhh!

Dia datang untuk bersidang soal laporan keuangan yang terakhir dibuat oleh Pak Sony. Laporan itu tidak dapat dipertanggungjawabkan karena pembuat laporan yaitu Pak Sony telah ‘diusir’ . Maka dimintalah Yogi untuk berbicara tentang hal-hal yang dianggap mencurigakan dari laporan keuangan itu, termasuk pengembalian advanced itu sendiri. Yogi marah dalam dada, dia merasa kena tipu dan kena dampak dari semua masalah yang telah berlalu. Kenapa sekarang dirinya yang harus menanggung soal kerugian dan hilangnya laporan keuangan yang tidak menunjukkan perimbangan alias balancing antara penerimaan dan pengeluaran?

Yogi tak bisa berkata-kata, dia diam dan menatap wajah Medi yang dari tadi seperti manusia paling berjasa karena berhasil membongkar masalah ini dan menjadikan Yogi sebagai tertuduh. Wajah Medi seperti wajah batu yang sering diinjak orang, beku dan keras seolah dirinya adalah benar, padahal kehadirannya adalah kunci kehancuran. Adi Sucipto - atasannya percaya sekali, bahwa apa yang dilemparkan Medi adalah kebenaran.

Kemudian dimintanya Yogi untuk dapat menjelaskan bahwa itu adalah tanggung jawabnya sekarang sebagai asisten manager keuangan.

Yogi tak bicara, dia hanya diam dan menatap lekat ke arah Medi yang sengaja dia tatap dengan sorot kebencian.

Lihat selengkapnya