LELAKI DITITIK NADIR

Bhina Wiriadinata
Chapter #31

BAB TIGA PULUH SATU PERGULATAN BATHIN YANG MAHA DAHSYAT

BAB TIGA PULUH SATU

PERGULATAN BATHIN YANG MAHA DAHSYAT

 

Malam diam, sepi, sunyi. Suasana pedesaan yang teramat sunyi, tak ada suara apa pun yang membuat manusia sedikit saja terusik. Di luar, gelap gulita, tatkala menatap ke arah yang tak berpenerangan hanya hitam dan gulita. Tak ada apa pun yang dapat dinikmati di desa ini. Serba diam dan seolah waktu lambat merangkak di desa yang bernama Desa Gabus ini. lampu di luar rumah hanya menerangi sebagian gelap itu terlunta-lunta menerangi jalanan setapak yang hanya dilewati anjing, kucing, tikus dan hewan malam. Sedari tadi Yogi tak melihat ada manusia lewat di depan rumahnya, entah karena memang begitu sedari dulu atau karena dilarang si asisten sutradara agar tak mengganggu rumah yang dihuni Yogi dan Jeannette.

Jeannete duduk di kamarnya dengan wajah lesu dan malas, serta pikiran yang berkecamuk. Dia ingin bicara dengan Yogi untuk menyampaikan sesuatu yang ingin dia muntahkan, tapi entah kenapa, dia begitu malas berbicara dengan lelaki yang baru saja dia nikahi? Jeannette tak bergetar sedikit pun pada lelaki sederhana itu, yang ada malah membuat Jeannette kian enggan mendekat. Meski rencana ini untuk masa depannya bersama lelaki yang teramat dicintainya, tapi kini membuat dirinya seperti gamang, seperti hampa tanpa rasa. Betapa malasnya dia harus melakukan sesuatu yang teramat pribadi dengan manusia yang tak ingin didekati sama sekali.

Dengan malas Jeannette menghampiri Yogi yang duduk di kursi tengah rumah dengan secangkir kopi dan rokok yang kali ini bak teman paling indah.

“Jangan pernah berpikir bahwa kamu bisa memperlakukan aku semau kamu, kamu harus sadar dari sekarang, bahwa kamu melakukan semua ini hanya untuk keperluan kamu dan keperluan Hans…!.”

Diam tanpa suara dan sunyi, kemudian…Jeannette menimpali dengan tatapan kemana-mana.

“Seandainya kamu tahu bagaiamana rasanya kamu jadi saya sebagai perempuan? Tentu kamu tak kan mau melakukan drama ini? Tapi demi seseorang yang sungguh aku cintai dengan sepenuh hati, aku mau melakukan apa saja, aku terima semua ini hanya karena cintaku pada Hans yang begitu dalam dan begitu tinggi, aku tidak bisa hidup tanpa Hans, aku tidak bisa bernapas tanpa Hans dan aku tak bisa berjalan tanpa Hans. Jadi mulai hari ini kamu harus bisa membatasinya, bahwa keberadaanmu hanya untuk membuat aku berbadan dua! Tanpa rasa dan tanpa emosi!”

Yogi mengarahkan pandangannya dengan gemas pada Jeannette, mematikan rokoknya dengan gemas lalu….

“Kamu pikir apa yang telah aku lakukan ini, karena aku menginginkan tidur dengan kamu? Kamu pikir apa yang aku lakukan karena aku punya kesempatan dapat berdua dengan kamu yang nyata-nyata adalah istri dari sahabatku? Jangan pernah berpikir dari sisi kamu sebagai perempuan! Coba kamu berpikir sebagai Marini – istriku! Bagaimana menderitanya istriku, ketika dia harus menyerahkan suami yang dicintainya kepada istri sahabatnya hanya karena duit! Uang! Lalu bagaimana dengan hatinya?! Pernahkah kamu berpikir ke arah sana? Aku mau melakukan semua ini karena aku menyelamatkan hidup dan masa depan anak-anak dan istriku, aku sebagai lelaki, sebagai seorang ayah, apa pun! Akan kulakukan demi keluargaku, meski harus kujual harga diriku sekalipun! Aku tak perduli! Aku hanya ingin agar keluargaku hidup layak!”

Diam, Yogi menarik napas dan menyalahkan kembali rokoknya untuk yang kesekian kali. Lalu diteguk kopinya.

“Lalu kamu sebagai perempuan mau saja melakukan ini hanya untuk sebuah warisan yang membuat kalian buta dan kalap menghadapi hidup, kalian tak akan bangkrut kalau kalian tak mendapat warisan, kalian masih bisa hidup enak dan menikamatinya dengan keistimewaan sebagai manusia sukses! Apa sebenarnya yang kalian cari?”

“Aku melakukan semua ini karena cinta! Cintaku pada Hans yang tak terbatas! Luas! Dan melegenda! Tak ada satu orang pun selain lelaki sepeti Hans yang aku sangat cintai,  aku menicintainya!….Sangat mencintainya……!”

Suara Jeannette sedikit parau, seolah beban yang mengganggunya selama ini sedikit demi sedikit keluar, walau sedikit, dia berhasil mengungkapkan, bahwasanya apa pun alasannya dia mau melakukan perkawianan sandiwara ini hanya karena dia mencintai Hans.

Lihat selengkapnya