LELAKI GEMULAI

Husni Magz
Chapter #24

Tempat Aman untuk Saripah

Sumi

“Kiri mang!” seru Sardi sembari mengetuk langit-langit bus yang terbuat dari besi itu.

Bus berhenti. Aku menuntun Saripah yang kini terlihat sangat lelah dan kacau untuk bangkit dari kursi. Dia terlihat sempoyongan, mungkin karena mabuk perjalanan. Sardi menggiringku untuk keluar dari pintu belakang. Dan kami pun turun dengan selamat.

“Letak yayasannya tidak jauh dari jalan utama. Kita hanya perlu berjalan selama kurang lebih lima menit,” ujar Sardi sembari menuntun Saripah.

Benar saja. Lima menit setelah itu aku melihat bangunan dengan cat putih dan tanaman pagar hidup yang dipangkas dengan rapi. Dari orang-orang bertingkah aneh dan berbicara tak jelas yang berkeliaran di halaman saja, aku bisa mengenali bahwa bangunan itu memang tempat penampungan orang-orang yang memiliki penyakit kejiwaan.

“Kamu yakin Ipah bisa bertahan disini, Sar?”

“Yakin mak.”

“Ipah kan tidak suka tempat keramaian seperti ini. Dia lebih suka menyendiri dan akan terlihat resah jika ada di tengah-tengah orang banyak.”

“Untuk sementara nanti Sardi pisahkan Teh Ipah. Tapi nanti Sardi ajarin bagaimana supaya dia bisa berbaur.”

Sardi menuntun kami ke bangunan utama yang terletak di tengah-tengah bangunan lainnya. Pintu ruang utama itu terbuka lebar sehingga aku bisa melihat apa dan siapa yang ada di dalam. Kulihat seorang gadis yang mungkin seumuran dengan Latipah tengah membaca di sofa. Demi melihat kedatangan kami, dia mendongak dan tersenyum sumringah. “Ah, kak Sardi sudah datang rupanya. Kiara pikir Kak Sardi nggak bakalan datang hari ini.”

Gadis itu lumayan cantik dan manis. Dia juga ramah.

“Iya, tadinya mau besok. Tapi agaknya hari ini lebih baik. Ingat slogan ‘lebih cepat lebih baik.’”

“Termasuk cepat-cepat nikah ya kak.”

“Lho, kok malah nyerempet ke masalah pernikahan sih,” timpal Sardi diiringi derai tawa. Kemudian dia beralih memperkenalkanku. “Ini emak saya. Dan ini kakak saya yang akan dirawat disini.”

“Senang bertemu dengan Emak kak Sardi,” ujar gadis manis itu sembari mengulurkan tangannya, mengajak salaman. “Saya Kiara Safitri, teman Sardi. Sama-sama staf disini.”

Aku membalas senyumannya dan menerima uluran tangannya.

Lihat selengkapnya