Namaku Senandung Indah Violoncello. Nama dari tanda cinta musisi muda yang berperan ganda sebagai orangtua. Terdengar indah, tanpa perlu bahasa khusus di belakangnya. Sesuai pemikiran anak muda saat itu; jelas, mudah, bermakna, dan apa adanya.
Aku adalah gadis beruntung yang memiliki ayah hebat dengan penuh cinta kasihnya. Sejak kecil aku tak pernah mengenal ibu, namun bukan berarti aku tak bahagia. Bagiku, peran ayah selalu cukup memenuhi kasih sayang kehidupan anak, bahkan melampaui wadah yang tersedia.
Aku adalah anak yang sedikit istimewa karna hidup didampingi 5 pria hebat sekaligus. Semua orang selalu tertuju pada peran mereka di hidupku, dan jawabannya sederhana.. mereka ayahku, pahlawanku, cinta hidupku. Yang hadir sebagai orangtua, merawat dan membesarkanku dengan penuh kasih sayang.
Siapapun akan heran dan menganggap kehidupanku sebagai kepalsuan semata. Aku mengerti. Sejujurnya aku sendiri tak mempercayai realita ini. Aku bahkan tak pernah mengenal makna asli kata “ayah”. Yang kutahu dan kurasakan tentang ayah adalah sosok posesif dan protektif dalam hidup setiap anak di muka bumi, khususnya bagi anak perempuan.
Oh jangan pikir ke-lima pria yang ada di hidupku adalah sosok tua dengan jas dan dasi melilit tubuhnya. Justru mereka tak lebih tua dari selisih sepuluh tahun usiaku, dengan tingkah kekanakan, kelakuan nakal dan pecicilan, serta pakaian semrawut yang tentu saja menjadi contoh terbaikku. Pikirkan saja, menjadi anak dari ke-lima pria seperti itu tentulah berat, tapi aku menikmatinya.
Duniaku penuh misteri, diliput rahasia besar yang tak pernah terungkap. Aku tak pernah senang melihat raut sedih dari setiap wajah ayahku, karna itulah aku berjanji untuk tidak pernah menyinggung setiap rahasia yang ia simpan.. tentang ibu, masa lalu atau jati diri mereka yang sebenarnya.