Lelaki Merpati

Mikhael Naibaho
Chapter #5

Masa Kecil

Pesawatku berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta di siang hari, tapi pagi-pagi sekali aku sudah berangkat dari kos karena perjalanan kesana butuh waktu yang lama karena sudah pasti macet.

Saat dalam perjalanan dari kos ke pool bis, aku melihat becak dikejar anak-anak kecil sambil tertawa. Seakan sebuah tombol ditekan di dalam otakku, saraf-saraf bekerja membawa anganku melayang ke masa kecil bersama Rittik. Kenangan bersamanya terlintas berkelebat di pelupuk mataku seperti status wa yang diusap ke kiri dengan cepat.

Aku tersenyum. Masa lalu, batinku. Awalnya kupikir bayang-bayang itu akan hilang begitu saja. Tapi ternyata, sampai di pool bis, kenangan-kenangan bersama Rittik hadir seperti slide saat presentasi.

Apakah alam bawah sadarku bekerja untuk membatalkan niatku?

Kucoba menghentikan kenangan itu datang dengan membuka hp. Seperti biasa, dari semua media sosial, aku lebih memilih menghabiskan waktu di Instagram. Tak jelas apa alasan pastinya, entah asal ikut tren atau apalah. Yang kutahu karena lebih menikmati saja.

Tapi kenangan itu tak jua pergi. Di antara gambar yang tampil dan video yang berputar, sesekali bayang kami berdua hadir.

Sial!

Kukutuki diriku yang terlalu lemah:

“Jiwa pecundang!”

“Pesakitan!”

“Mati saja kalau gak mau berjuang!”

Dan setelah kutukan yang kesekian, muncul niat untuk menghadirkan bayang Eva. Dengan sisa-sisa energi imaji, gadis itu akhirnya hadir. Seolah kami sedang berhadapan.

“Venan, kuatkan dirimu demi aku!”

Suara dan caranya memanggil kubayangkan sebagaimana dulu ketika kuliah. Pasti sudah banyak berubah sekarang, batinku.

Langit sedang mendung. Kekhawatiran penerbangan akan delay terlintas di kepalaku. Dan setelahnya aku khawatir rencana yang telah kususun akan buyar: setibanya di Bandara Kualanamu, langsung menuju rumah Eva dan berbincang dengan Mamaknya sebelum Eva pulang dari mengajar.

Lihat selengkapnya