Lelaki Pilihan Surga

Jane Lestari
Chapter #24

Bagian 24

Aara berlalu meninggalkan ruang tamu. Tampak, dia tak lagi bisa menahan ketidaknyamanannya.

“Maaf ya Mbak, Aara masih seperti itu,” ujar Sinta. “Iya Sin, aku sangat mengerti keadaan Aara,” jawab Sofia.

Citra masih di tempatnya. Dia merasa perlu mengetahui banyak hal. Dia ingin memahami perasaan Aara yang sebenarnya. Karena Aara tidak pernah bercerit banyak tentang kehidupan masa lalu orangtuanya.

“Begini Sin, sebenarnya aku datang ke sini, ingin memohon kau dan Aara, bisa memaafkan mas Candra.”

Ibunda Aara tersenyum.

“Mbak, sejak lama, sejak dahulu, saya sudah memaafkan mas Candra. Apa yang sudah terjadi, sudah menjadi bagian dari kehidupanku bersama Aara. Saya bahkan selalu mendoakan mas Candra supaya bahagia bersama keluarganya.”

“Mas Candra sekarang, dalam kondisi tidak baik,” sambung Sofia. “Ada apa, Mbak?”

“Enam bulan yang lalu, mas Candra kecelakaan dan kakinya harus diamputasi.”

Astagfirullah,” ucap ibunda Aara, terkesiap. Citra pun merasakan kejutan yang sama.

“Dan sejak saat itu, mas Candra tidak lagi bersama dengan istrinya.”

“Maksud, Mbak?”

“Mas Candra meninggalkan rumah istrinya, sejak pertemuan istrinya dengan Aara, di rumahku saat itu.”

“Pertemuan Aara dengan istri mas Candra, menjadi masalah?” Sinta memperjelas. “Iya.”

“Ya Allah, mengapa semua semakin sulit seperti ini?” sesal Sinta.

“Sejak operasi itu, mas Candra tinggal sendiri. Dia tidak mau tinggal bersamaku. Dia terus menyalahkan dirinya. Dia merasa pantas, atas semua yang terjadi saat ini. Dia sadar, inilah hukuman, atas semua kesalahannya di masa lalu. Pada kamu dan pada Aara.”

Ibunda Aara, menangis. 

Citra hanya terpaku. Dia merasakan duka yang sama, sedih.

“Saat ini, mas Candra sedang dirawat di rumah sakit. Karena ada infeksi di bekas operasi sebelumnya.”

Astagfirullah. Mbak, saya ikut bersedih dengan keadaan mas Candra.”

“Iya, Sin. Aku berharap, jika ada waktu senggang, kamu dan Aara bisa menjenguk mas Candra.”

“Tapi, Mbak….” Sinta kehilangan kata. “Kamu enggak usah khawatir. Mas Candra sudah resmi berpisah dengan istrinya,” lanjut Sofia.

Astagfirullah. Saya tidak menyangka, kehidupan mas Candra akan seperti ini.”

“Seperti kata kamu tadi, inilah takdir, bagian dari rencana Tuhan. Satu hal yang sangat diharapkan mas Candra, pertemuan dan maaf dari kamu dan Aara.”

“Mbak, tetapi saya mohon maaf. Saya tidak bisa berjanji untuk masalah Aara. Dia sudah dewasa dan punya hak, atas keputusannya sendiri.”

“Iya. Kita menunggu saja, sampai Allah menggerakkan hatinya,” harap Sofia.

Citra mulai paham secara utuh, kondisi hati sahabatnya itu. Tapi, bagaimana pun, bakti kepada orangtua, mutlak, tanpa alasan.

Lihat selengkapnya