Lelaki Pilihan

Syafaa Dewi
Chapter #17

FAKTA

Flashback on 

Mobil itu berhenti tepat di depan rumah mewah berlantai dua beraplikasi putih cerah. Tanaman bonsai berjejer rapi di depan teras. Air mancur menabur semerbak percikan embun menambah keindahan rumah itu. Belum lagi lampu hias di depan rumah yang berwarna-warni, rasanya Kira berada di istana surga.

Gila. Ini sih dua kali lipat rumah Papa. Gede banget... Batinnya.

Gue gak yakin ini rumah dia. Sepertinya ada yang disembunyikan. Gue harus cari tahu.

"Gue naik duluan, ya. Capek." Kata Kira yang kemudian menaiki tangga menuju kamar.

Rizky hanya membalas dengan anggukan.

Di kamar, ia mencoba membongkar-bongkar laci. Mencari berkas yang berkaitan dengan rumah itu.

"Dapat." Kini di tangannya ada beberapa map berbeda. 

Map yang pertama ia buka berisi sertifikat rumah.

Jadi ini beneran rumahnya? Dapat uang dari mana dia?

Dibuka dan dibacanya kertas itu lagi.

Tertanda,

Muhammad Rizky Syarif, M.B.A

M.B.A??? Gila ni orang. Lulusan luar negeri ternyata.

Ia membuka map yang lain. 

Berisi beberapa perjanjian kerja sama antar perusahaan di berbagai bidang. Mulai dari kuliner, elektronik, sampai otomotif.

Jadi dia salah satu orang berpengaruh di Indonesia? What!!!!

Tapi, kenapa dia jualan putu?

Kira berpikir sejenak.

Kyai. Ya. Kyai pasti tahu. Aku harus menghubunginya secepatnya.

***

Kira menemui The Girls di kafe siang itu.

....

"Sorry, nih. Gue gak bisa lama. Rizky sudah pulang dan gue harus ada di rumah. Kalau ada perlu atau ada hal yang mau ditanya, chat gue saja. Gue duluan, ya. Bye." Perempuan berambut ikal itu meninggalkan kafe yang sudah seperti basecamp The Girls dengan langkah panjang.

Masih ada waktu. Lebih baik gue hubungi Kyai.

Di dalam taxi ia sibuk menarikan jari-jarinya. Untung saja nomornya masih tersimpan.

"Assalamu'alaikum, Kyai."

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh, Nak Kira. Ada yang bisa saya bantu?"

"Tidak ada, Pak. Saya hanya ingin bertanya tentang Rizky. Apa benar dia adalah pengusaha sukses? Karena saya menemukan berkas di laci kamar."

Hmm.. Sebenarnya ada apa, Nak Kira?

"Tidak ada apa-apa, Pak. Saya hanya penasaran saja. Bagaimana bisa orang yang jual putu punya rumah sebesar istana?"

Apa Rizky belum menceritakannya padamu?

"Menceritakan apa, Pak?"

"Saya pikir lebih baik dia saja yang menjelaskannya, Nak Kira."

"Tapi sampai kapan, Pak?.. Hm begini saja. Setelah saya dengar pernyataan yang sebenarnya, saya tidak akan marah selagi itu alasan yang baik."

"Baiklah kalau begitu. Daripada berlarut-larut, saya akan memberitahukannya, dan saya rasa ini juga waktu yang tepat untuk kamu ketahui. Benar. Rizky adalah pengusaha sukses yang sudah go international. Dia lulusan terbaik universitas luar negeri. Dan dia jualan putu hanya sebagai penyamaran belaka agar orang lain tidak segan saat berbicara dengannya. Itulah Rizky, dia senang berbaur dengan siapa saja tanpa memandang status."

Kira terdiam setelah mendengar penjelasan Kyai.

Kyai melanjutkan, Saya harap Nak Kira tidak membeberkan hal ini pada siapapun. Biar waktu yang menjawab dan mengungkap semuanya.

"Baik. Terimakasih infonya, Pak. Sehat-sehat, ya. Wassalamu'alaikum."

Wa'alaikumussalam warahmatullah..

Entah apa yang ada dipikiranmu, Ky. Disaat orang di luar sana berpura-pura kaya, lo malah nutupin kekayaan lo demi bisa berbaur dengan orang lain tanpa memandang status. Gue salut sama lo.

Tidak lama taxi itu berhenti di rumah bernomor 21 B.

Flashback off

Pagi itu terasa lebih cerah dari biasanya.

"Wih... Banyak makanan, nih." Kata Haris yang baru ke luar kamar menuju meja makan. 

Langkahnya terhenti ketika ia melihat Rizky berpakaian rapi layaknya orang kantoran.

Lihat selengkapnya