Rasanya tidak adil, bukan?
Aku baru saja mengenalmu lewat pertemuan singkat sore itu.
Dan tiba-tiba saja kau sudah menjadi istriku.
Baru saja kita hendak membina rumah tangga kecil nan bahagia.
Dan tiba-tiba saja kita harus berpisah.
Ah, padahal aku tidak akan pernah siap untuk itu.
Beberapa orang berkata, "Kau harus mengalah dengan keadaan. Sesekali takdir memang terasa jahat."
Tapi, bagiku...
"Kau harus ikhlas dengan keadaan, karena di balik takdir, ada rencana dan skenario-Nya yang terbaik."
Aku ikhlas melepasmu kali ini. Hanya kali ini! Bukan menyerah dengan keadaan, tapi aku sudah lelah dengan semua kejanggalan yang terjadi dalam rumah tangga kita. Biarkan. Biarkan aku yang mencari solusinya. Bersabarlah. Tunggu sebentar saja, Sayangku...
Sekarang aku ikhlas melepasmu. Agar ke depannya aku lebih berkuasa memegang erat tanganmu dan tidak akan ada lagi yang bisa melepasnya.
Bersabarlah. Tahan rindumu. Bantu aku dengan do'a agar mampu membangun pondasi yang kuat untuk rumah tangga kita.
Jangan menangis..
Kau percaya Allah selalu bersama kita, bukan?
Jaga cinta kita ya, Sayang...
Suamimu ini sedang berusaha meraih tahta.
Dan siapapun yang telah meraihnya harus menanggung bebannya.
Aku sedang berusaha untuk itu. Menjadi kuat untukmu, untuk keluarga kecil kita. Bersabarlah.
Dan yakinlah kita tidak akan lama dalam perpisahan ini. Kita akan bertemu di sepertiga malamnya. Seperti biasa....
________________
Suasana di rumah itu semakin menyedihkan. Penuh haru.
Saat Rizky hendak masuk rumah, ia berbalik dan memeluk Kira dengan erat bersamaan dengan air mata yang berlinang. "Sayang... Sabar, ya. Kita harus ikhlas kali ini. Mas janji akan menyelesaikan semua. Dan Mas akan menjemputmu kembali." Katanya yang kemudian menatap dalam wajah istrinya.
"Masss!!! Kenapa harus seperti ini??? Ini gak adil!!!!! Huhuhu...."
"Ssttt... Sayang... Jangan ngomong seperti itu. Ini cobaan untuk keluarga kita. Kamu jangan nangis. Mas gak bisa lihat kamu nangis. Berjanjilah agar selalu mendo'akan Mas. Menjaga cinta kita. Mas janji ini tidak akan lama. Mas...."
"Rizky. Lepaskan Dia. Cukup! Tidak perlu ada drama di sini." Kata Tyo.
Sementara di pihak lain, Gunawan tidak tega melihat rumah tangga anaknya seperti ini hanya karena masalah di masa lalu antar orang tua. Namun, kenyataan sekarang justru membuatnya ingin bertindak jahat dan tidak peduli.
"Sudahlah, Ra. Ayo kita pergi." Gunawan kemudian menarik tangan Kira, melepasnya dari pelukan Rizky dan menuju mobil. Kali ini Gunawan tidak main-main dengan ucapannya. Ia akan membawa Kira ke luar negeri.
Saat Kira hendak masuk mobil, seorang laki-laki menyela. "Tunggu!!!!"