"Mari, mainkan peran dengan baik." Bisik Diana pada Ali.
"Kak Ali?" Sahut Kira, terkejut.
"Ali..." Kata Rani dan Tyo bersamaan.
Ada Ali di sini? Rizky tertegun dan segera menuju ke ruang makan.
"Hmm.. Kebetulan ada Kak Ali di sini, ayo, bawa Ra pergi dari sini." Kata Kira dengan nada rendah.
"Yasudah, ayo!" Ajak Ali.
Rizky datang dan segera melepaskan tangan Ali dari istrinya. "Hei! Lepaskan tanganmu dari istriku! Punya hak apa kau atasnya?!"
"Aku kakaknya."
"Saya suaminya. Saya yang lebih berhak atasnya! Singkirkan tanganmu darinya, Kira tidak akan pergi ke manapun. Ayo, Dek.. Masuk kamar dan bereskan barang-barangmu."
Kira hanya diam di tempatnya.
"Kalau mau pergi, pergi saja.. Jangan kebanyakan drama." Kata Rani.
"Ya, kau juga harus sadar, Ky, kepergian istrimu ini adalah kebahagiaan untuk keluarga kita." Sambung Tyo.
"Hiks..." Kira tersedu, "Mas... Lepaskan." Kira meminta Rizky untuk melepaskan genggaman tangannya.
"Kira..." Nada suara Rizky merendah, wajahnya sayu.
"Jangan tahan dia. Kau sudah gagal menjadi seorang suami!" Tegas Ali.
Rizky menggenggam tangannya, emosi.
"Tahan, Ky.. Istighfar." Kata Haris.
"Ayo, Ra." Ajak Ali.
Mereka keluar, dilihatnya The Girls masih stay di depan rumah. "Tolong antarkan kami ke suatu tempat."
The Girls terdiam.
"Cepat!" Tegas Ali.
"I-iya-iya..."
Dengan sekejap, mobil itu membawa Kira dan Ali pergi.
"Kira!!! Kira!!!! Hiks... Hiks.." Rizky mencoba berlari, mengejar mobil yang belum jauh dari hadapannya, disusul Diana yang juga ikut berlari tanpa sepengetahuan Rizky.
"Ayo, tancap gasnya!!" Bentak Ali pada Caca yang membawa mobil.
BRUKK!!! Rizky terjatuh.
Diana tersenyum, Ali sudah memainkan perannya dengan baik. Kini, saatnya memainkan peranmu, Di.
"Ya ampun.. Rizky.. Mari saya bantu." Diana mencoba membantu Rizky untuk bangkit.
SET! "Lepaskan. Jangan sentuh saya."
Diana hanya diam.
"Kira... Hiks.. Hiks... Jangan pergi... Hiks... Mas bisa apa tanpamu, Sayang.. Hiks.. Hiks.."
"R-Rizky..."
"AAARRRGHHH!!!"
"Kontrol dirimu, Ky.. Dia sudah pergi. Jangan siksa dirimu seperti ini."