Lelaki Pilihan

Syafaa Dewi
Chapter #53

[2] KABAR BAHAGIA

Belasan jam kemudian, Rizky dan Rani sudah tiba di Bosnia, sama halnya dengan Ivan dan Sarah.

Di sana, mereka hanya membahas tentang pekerjaan tanpa pernah sedikitpun menyinggung masa lalu dan rumah tangga.

Waktu begitu cepat berlalu, tidak terasa sudah setengah bulan mereka di sana. Pekerjaan lancar, pengurusan surat-surat izin pembukaan lahan juga sudah disetujui. Semuanya begitu mudah dilewati.

..

Malam sudah larut di Sarajevo -ibukota Bosnia-, namun masih petang di Jakarta. Sebuah rumah dengan cerobong asap yang menyala terlihat Rizky yang sedang asyik video call dengan Kira dan Aisyah.

"Mas, ada yang mau Adek omongin." Kata Kira, ragu.

"Abiii!!!! Ica puna dedek!!!" Teriak Aisyah.

Rizky tertegun, "Dedek? Adek bayi maksudnya?"

Kira tersenyum, "Benar, Mas. Siang tadi Adek ke dokter karena gak enak badan, eh dokternya bilang kalau Adek hamil. Sudah dua minggu." Katanya dengan wajah bahagia.

"MasyaaAllah.. Alhamdulillah..." Ucap syukur Rizky atas kebesaran Allah. "Hmm.. Usia kandungan kamu sudah dua minggu, berarti saat Mas baru pertama kali pergi ke Bosnia, dong?"

"Iya, Mas. Sebenarnya saat Mas pergi hari itu, Adek udah merasa pusing dan mual, yaaa kaya gejala-gejala wanita hamil pada umumnya. Rapatnya saja Adek undurin. Tapi, Adek pikir cuma masuk angin, karena malam itu Adek begadang bantu packing barang-barang kamu, kan... Anehnya, semakin lama dibiarkan, kok makin gak enak badan Adek, barulah siang tadi periksa ke dokter dan positif. Adek hamil."

"MasyaaAllah!! Mas bahagia banget dengarnya, Dek.. Mas ingin peluk kamuuuu.." Rizky memeluk tabnya.

"Hahaha.. Gak berasa, Mas." Kira tertawa.

"Iyaya, Mas sedih.."

"Abi... Ica mau dede bai lati-lati.."

"Laki-laki? Kenapa? Kok gak mau perempuan juga?" Tanya Rizky.

"Talo lati-lati, nanti bica miyip Abi.. Ica tan udah miyip Umi."

"Ica mirip Abi juga, kok.." Sambung Kira.

"Miyip Abi?"

"Iya, tapi cuma alisnya doang, Dek.." Kata Rizky, kesal.

"Hahahaha!!!!" Kira tertawa geli.

"Mas bahagia banget dengar kabar ini. Rasanya Mas ingin segera pulang."

"Kapan Mas pulang?"

"Tepat tanggal 30 bulan ini, Sayang."

"Masih dua minggu lagi."

Aisyah beranjak dari tempat tidur, "Ica, mau ke mana?" Tanya Kira.

"Pipissss!!!!!" Teriak Ica.

"Dek, Mas rindu kamu."

"Adek lebih rindu."

"Oiya, Mas, gimana kerjaan kamu sama perusahan milik keluarga Ivan?"

"Gak ada yang spesial, Sayang.. Biasa saja. Sejauh ini kami hanya membahas soal pekerjaan, tidak ada sama sekali menyinggung masa lalu dan rumah tangga." Jelas Rizky.

"Syukurlah. Mas Adek ini profesional sekali, ya."

"Harus begitu." Lalu, Rizky terdiam sejenak, "Dek, meskipun Mas gak ada di sana, kamu harus tetap jaga kesehatan, ya. Harus disiplin. Pola makannya diatur, makan yang sehat-sehat, jangan ngemil mulu."

"Iya, Mas.. Adek tahu, lhoo.."

Rziky tersenyum, "Alooo anak Abi.. Lagi ngapain?"

"Hahaha.. Masih embrio, Mas. Belum terbentuk wajahnya."

"Ya gak papa, dong.."

"Alo, Abi.. Umi gendutan nih. Adek jadi sesak di dalam cini."

Lihat selengkapnya