Lelaki Pilihan

Syafaa Dewi
Chapter #63

[2] BERTAHAN

"Pak, sudah pukul 14:30. Ali belum juga tiba." Kata Haris yang seolah mengingatkan bahwa waktu pemakaman Rizky sudah semakin dekat.

"Hmmm.. Bersabarlah sebentar." Jawab Gunawan.

...

Di kamar...

"Hiks... Hiks... Nenek tenapa Abi ditutup tain putih? Abi mau peygi jauh ya, Nek? Hu hu..." Kata Aisyah kepada Rani.

Ya Allah... Aku harus jawab apa... Batinnya, bingung.

Ia menarik Aisyah ke pelukannya, "Ica sayang... Abi gak pergi jauh kok... Abi hanya bertemu Allah."

"Memanna hiks... Abi ngapain hiks... ketemu Allah? Hiks hiks..." Tanyanya diiringi suara yang sesenggukan.

"Karena Allah minta ditemani sama Abi, Nak... Di sana Abi pasti baik-baik saja kalau Ica mau berdo'a untuk Abi. Ica mau do'ain Abi?"

"Mau, Nek... Ta-tapi Abi dak batayan bisa te-temu Ica agi ya, Nek? Nanti hiks.. Kalau Ica yindu gimana? Hiks.. Hiks.."

Ya Allah.. Anak ini... Batin Rani kian sedih melihat kondisi cucunya yang masih polos.

"Kalau Ica rindu sama Abi, Ica masih bisa kok ketemu. Dan.. Kalau Ica selalu berdo'a untuk Abi, insyaaAllah nanti Ica, Umi, Abi, Om Ali, Kakek, dan Nenek, kita semua akan bertemu lagi di surga Allah. Nah, agar kita bisa masuk ke surga Allah dan kumpul sama-sama lagi, kita harus jadi orang yang baik. Ica mau jadi anak yang baik?"

Aisyah mengangguk.

"Nek... Ica mau ketemu Abi."

"Ayo, sini Nenek antar."

Mereka pergi menuju ruang tamu, tempat jenazah Rizky terbaring. 

"Hiks.. Hiks... Huhuhu..." Suara tangis anak kecil membuat seluruh perhatian berfokus padanya. 

"Abi!!!" Aisyah berlari dan memeluk jenazah ayahnya. "Abi ja-nan peygi.. Ica nan-ti main tama ciapa? Hiks.. Hiks..." 

"Ica... Gak boleh gitu, Nak..." Sahut Gunawan.

"Abi... Ica mau dadi anak baik. Ica mau doain Abi biay Abi macuk cuyga dan tita tumpul cama-cama yagi.. Hiks.. Hiks... Cama Nenek, cama Kakek juga.. Hikss hiks.." Kata gadis kecil itu yang berbicara dengan nada putus-putus karena tangisnya.

Semua pelayat hanya diam menyaksikan apa yang dilakukan gadis itu.

Aisyah menegakkan badannya, menengadahkan tangannya, "Ya Allah... Ica mohon masukkan Abi ke cuyga..."

Kalimat pertama yang terucap dari bibir kecil Aisyah membuat keluarga terdekat Rizky seperti Rani, Tyo, Gunawan, dan Haris menitikkan air mata.

"... Ica janji Ica dak atan natay yagi. Ica atan ceyayu cayan cama Abi, wayaupun Abi dak ada di cini ladi... Tapi Ica mohon Ya Allah... Macukkan Abi ke cuyga... Ica mau ketemu yagi cama Abi di cana... Aamiin." Kemudian Aisyah kembali memeluk tubuh ayahnya yang hanya terbujur kaku. "Ica cayan Abi..." 

Mendengar kalimat terakhir Aisyah, membuat semua pelayat merasa iba dan menitikkan air mata. Kasihan gadis sekecil itu sudah menjadi yatim.

***

Sepi. Hanya suara detak jarum jam yang terdengar. Ali masih terduduk di samping ranjang adiknya sembari memegang tangannya. Sementara Diana duduk di sofa, menunggu.

"Kapan kamu akan sadar, Ra?" Kata Ali, pelan.

Lihat selengkapnya