Lelaki Pilihan

Syafaa Dewi
Chapter #66

[2] MELAMAR

Ivan menemui Dara di ruang tamu, "Ada apa, Dar?"

"Enggak, gue cuma ingin tahu bagaimana kondisi Kira."

"Dia baik-baik saja. Hanya sedang proses untuk pemulihan."

Dara mengangguk paham.

"Kenapa kamu tidak menjenguknya saja sekarang?"

"Eh?" Dara tertegun, "Aku tahu saat ini dia sedang berduka, jadi..."

"Justru karena dia sedang berduka, dia membutuhkan teman di sampingnya untuk memberikan dukungan."

Dara diam.

"Hm... Dar, lo masih suka sama gue?" Tanya Ivan, ragu.

"A-Apa? Kenapa tiba-tiba lo bahas ini?"

"Y-Ya... Gue cuma mau tahu aja."

"Kalaupun itu ya atau tidak, apa itu akan tetap berpengaruh bagimu?"

"Tentu saja. Kalau lo masih suka sama gue, gue akan melamar lo dalam waktu dekat."

"APA???!!!" Dara terkejut. "J-Jangan main-main soal ini."

"Gue serius. Sejak lo berhijab dan merubah sikap lo, gue mulai menaruh rasa sama lo. Dan, saat kita pergi liburan ke Mostar dan beberapa tempat lainnya di Bosnia, tanpa lo sadari, gue selalu memandangi lo dari jauh. Gue lihat lo udah banyak berubah."

Apa ini jawaban dari sebuah penantian panjang? Batin Dara.

Dara menunduk, "Van, orang tua gue sudah memutuskan hubungan dengan gue karena gue lebih memilih kuliah di Ausy daripada tinggal dengan mereka di Perancis dan membangun bisnis keluarga. Gue gak tahu harus gimana."

"Tidak masalah. Kita akan coba bicarakan ini dengan baik pada mereka. Lagipula, tidak ada orang tua yang benar-benar benci dengan anaknya, Dar."

"B-Baiklah..."

Ivan menunduk, "Tapi, seseorang baru saja berwasiat padaku untuk menikahi istri yang sudah ditinggal mati olehnya,"

"A-Apa maksudmu?"

Ivan menatap Dara, "Rizky, dia memintaku untuk menikahi Kira setelah melewati masa iddahnya."

Hati Dara bergejolak, dia berdiri, "Lo sengaja mempermainkan gue, ya?!"

Ivan ikut berdiri, "Bukan begitu, Dar, dengarkan penjelasan gue dulu..."

"Apa?! Setelah baru aja lo bilang mau ngelamar gue, sekarang lo malah ingin menikahi wanita lain? Maksud lo apa, sih?" Dara emosi, "Van, gue bukan kerupuk 17-an yang bisa digantungin gitu aja! Gue juga butuh kepastian!" Kemudian dia beranjak pergi. Ivan hanya diam tak berkutik. "Jika seseorang sudah berwasiat, maka tunaikanlah selagi tidak melanggar syariat." Kata Dara dari balik punggungnya.

***

Hanania Residence masih berkubang dalam duka, seorang gadis kecil memecah keheningan di sela-sela rasa yang membisu, "Nek... Umi tapan puyanna?" Tanya Aisyah pada Rani.

"Nenek tidak tahu, Sayang. Ica doain aja ya semoga Umi segera sembuh dan bisa pulang."

"Tapi, Ica atut ama Umi... Umi milip monstel."

Rani hanya tersenyum, risau.

Lihat selengkapnya