Sekian waktu telah berlalu...
___
Es mulai mencair, musim semi sudah tiba. Rizky, Ivan, Caca, dan Dara masih menghabiskan waktu ke beberapa tempat di Bosnia. Selain urusan bisnis, mereka juga pergi berlibur. Tidak ada masalah apapun yang terjadi, semuanya berjalan normal. Hanya saja, Rizky masih belum tahu kalau istri dan anaknya sudah lama berada di Sarajevo.
-TAMAT-
"Sudah selesai?" Tanya Ivan yang sedang menemani Rizky menulis sesuatu di buku agenda miliknya di pinggir bantaran Sungai Neretva.
Sungai Neretva, Mostar.
"Iya. Ini halaman terakhir buku ini. Sudah selesai semuanya. Saya tidak sabar memberikannya pada Kira nanti." Jawab Rizky diselingi dengan senyum tipis.
Ivan hanya mengangguk.
"Duh!" Rizky mengernyitkan dahinya.
"Apa kau baik-baik saja? Beberapa hari ini kau kelihatan pucat." Tanya Ivan.
"Ah, tidak apa. Saya hanya merasa tidak enak badan. Kau benar, Mostar lebih dingin daripada Sarajevo." Jawab Rizky.
"Apa kau yakin?"
Rizky tersenyum, "Y-ya."
Mereka menikmati pemandangan Sungai Neretva yang begitu jernih airnya. Sementara Caca dan Dara sedang sibuk berfoto ria.
"Sungai ini sangat jernih, ya. Kira pasti senang kalau melihatnya." Kata Rizky, memecah keheningan.
"Hmm.. Sudah berapa umur anakmu?"
"Lima tahun. Namun, bicaranya masih saja cadel." Jawab Rizky dengan tersenyum.
"Sudah cukup lama kita pergi, tapi kau sama sekali tidak memberi kabar apapun pada mereka. Apa tidak masalah?"
"Beberapa hari belakangan ini Kira selalu menelpon, tapi saya tidak mengangkatnya dengan sengaja. Sebentar lagi pekerjaan kita di sini selesai, dan saya akan segera pulang ke Jakarta."
"Lalu?"
Rizky menatap ke depan, "Tidak ada yang lebih baik dari kepergian, selain menghadirkan kenangan yang lebih indah saat pulang."
"Tapi, tidakkah kau rindu? Telpon saja mereka. Bisa saja Kira khawatir."
"Tidak apa. Dia lebih imut kalau mengkhawatirkanku." Jawab Rizky dengan wajah berseri. "Setelah ini kita ke mana?"
"Ada Old Bazar Kujundziluk atau dengan kata lain Pasar Lama/ Tua. Itu adalah pasar luar ruang ala Turki yang tidak jauh dari sini. Di sana, mereka masih mempertahankan ornamen-ornamen dari dinasti Utsmaniyah. Maka dari itu, hingga kini masih banyak penjual yang menjual lampu gantung, souvenir, teko keramik, tembikar, gelang tembaga, juga kerajinan tangan." Jelas Ivan.
Rizky mengangguk paham.