LEMAH URUG

Efi supiyah
Chapter #6

SAAT PENGHUNI DUNIA LAIN MENYAPA


"Apa Mbak Dinar juga melihat penampakan tadi?" tanya Gusti memperjelas pertanyaan pertamanya tadi.

Dinar yang masih berdiri kaku di samping meja makan memandang Gusti sejenak dengan sorot mata yang masih menyisakan kengerian, lalu kembali melemparkan pandangannya ke arah jendela dapur.

Sosok hantu tanpa kepala itu telah menghilang.

Gusti melangkah mendekati jendela dapur, melongok untuk melihat dengan lebih jelas pemandangan di luar jendela selama beberapa saat, lalu segera menutup jendela itu sekaligus menguncinya dengan slot.

"Kopinya sudah siap kan Mbak?" tanyanya setelah berjalan kembali mendekati Dinar yang masih terdiam sambil terus mengawasi gerak geriknya dengan pandangan yang sulit untuk diartikan.

"Yaah, eh sebentar. Biskuitnya belum saya masukkan toples." jawab Dinar dengan suara mengambang.

"Ini biskuitnya Mbak Dinar." Katiyah menyodorkan biskuit susu yang masih terbungkus rapi ke hadapan Dinar.

Setelah memindahkan biskuit ke dalam toples dan menaruh di atas nampan bersama dua cangkir kopi yang masih mengepulkan uap panas, Gusti segera mendahului Dinar untuk mengangkat nampan dari atas meja makan.

"Biar saya yang bawa ke depan, Mbak Dinar. Terima kasih sudah dibuatkan kopi."

"Mmm, ya sama-sama. Saya nonton televisi di ruang tengah, barangkali Mas Gusti butuh apa-apa, bilang saja!" Dinar menggandeng tangan Katiyah dan mengajaknya menuju ke ruang tengah, membiarkan Gusti berjalan di belakangnya dengan membawa nampan kopi dan toples biskuit.

Malam harinya, tak seperti biasa Dinar dapat menikmati tidurnya dengan nyenyak tanpa gangguan mimpi buruk seperti biasa.

***

Pagi cerah tanpa kabut, alam sudah terlihat benderang pada jam 5 pagi. Selesai menjalankan ibadah sholat Subuh, Dinar segera berkutat di dapur sementara Katiyah melaksanakan tugas paginya, menyapu sekaligus mengepel seluruh lantai rumah dari mulai teras hingga ke ruang belakang. Menyisakan 2 kamar tidur yang ditempati majikan dan tamunya, juga dapur.

Setiap hari, Dinar selalu membersihkan sendiri kamar pribadinya dan untuk lantai dapur baru akan dibersihkan setelah semua kegiatan di dapur selesai.

Biasanya saat libur kerja seperti hari ini, Santo akan mengajak Dinar untuk jalan-jalan keliling kampung sebagai pengganti olah raga. Selain bertujuan untuk menyehatkan badan dengan olah raga ringan, sekaligus agar bisa lebih mengenal para tetangga yang jarak rumahnya saling berjauhan.

Tapi khusus hari ini, karena ada tamu di rumah, Dinar lebih memilih menyibukkan diri di dapur untuk menyiapkan sarapan dan menggoreng pisang sebagai camilan pagi.

Sementara Santo tetap melakukan rutinitas mingguannya saat libur kerja, yakni berjalan-jalan keliling kampung. Hanya saja pagi ini ia melakukannya bersama Gusti.

"Wah, aroma pisang gorengnya tercium sampai ke luar rumah loh Mbak!" sapa Gusti yang terlihat berjalan beriringan dengan Santo.

Lihat selengkapnya