Malam ini, sang purnama memancarkan cahayanya dengan lembut dan tulus.
Dari balik jendela yang terbuka, tampak seorang gadis yang tenggelam dalam tumpukan buku—ya, itu Aca.
Namun, sesekali pikirannya melayang pada ucapan Athan siang tadi.
"Apa dia mau ngasih hati, ya? Nwjswiwiw," gumam Aca pelan.
Seulas senyum perlahan merekah di wajahnya. Matanya menyipit, dan pikirannya mengembara terlalu jauh. Bagaimanapun juga, semua itu hanya angan—bukan kenyataan.
Waktu berlalu cepat. Jarum jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Mata Aca mulai layu, ia menguap berkali-kali.
Akhirnya, waktu menuntunnya menuju alam mimpi. Tanpa pikir panjang, ia mematikan lampu belajarnya dan bersiap untuk tidur.
***
Keesokan harinya, suasana kelas terasa mencekam.
Meski kursi-kursi terisi penuh, tak satu pun siswa yang bersuara. Keheningan menyelimuti ruangan.