Lembar Tentang Galang

Muhammad Nasokha
Chapter #4

Tanding Futsal

Jam terakhir mata pelajaran Kimia, kosong. Anak-anak kelas langsung kegirangan. Ini adalah salah satu rezeki bagi anak sekolah. Jam kosong - ditambah tidak ada tugas - senangnya melebihi hari Raya Idul Fitri. Beberapa dari mereka langsung melanjutkan ngobrol, mengosip, bermain dengan smartphone-nya, bermain dengan laptop, duduk-duduk di depan kelas. Seketika semua murid sudah pada sibuk dengan kegiatan masing-masing dan gengnya. Sementara anak cowok bergerombol di belakang kelas sambil merebahkan tubuh di lantai, pandanganya berkonsentrasi penuh pada smartphone di genggaman tangan masing-masing. Ngapain lagi kalau enggak main game!

Tiba-tiba empat anak cowok dari kelas lain tengah melangkah masuk ke kelas 11 IPA 2, berjalan menghampiri anak cowok yang tengah tiduran di belakang kelas. 

“Lang!” seru salah satu anak cowok itu. 

Galang yang tengah rebahan di kursi langsung bangkit begitu mendengar ada suara yang memanggilnya.

“Kelas lo mau nggak, kalau nanti habis pulang sekolah tanding futsal sama kelas gue?” Lanjut anak cowok itu sambil menjatuhkan diri di bangku depan Galang, sementara ketiga temanya berdiri di belakangnya. Menunggu respon Galang.

“Gimana man, pada mau nggak, diajak tanding futsal tuh!” tanya Galang menatap satu persatu muka teman-teman kelasnya secara bergantian.

“Gue ikut lo aja, Lang.” Jawab Rafi.

“Gue juga,” Sela Raihan.

Sembilan anak cowok di kelas itu kompak menjawab terserah Galang saja! 

“Oke, kelas kita mau.” Ucap Galang dengan kedua alis terangkat tinggi.

“Sip, nanti pulang sekolah langsung ke lapangan futsal aja, ya. Kita ketemu di sana.” Anak cowok itu bangkit berdiri, lalu melangkah keluar kelas setelah sebelumnya sempat pamit pada beberapa anak yang dikenalnya. 

‘’Woy pengumuman!!!‘’ Pekik Galang sambil bangkit berdiri.

‘’Apaan sih Lang berisik tauk!‘’ sahut Karin dari tempat duduknya dengan ketus, yang merasa terganggu karena tengah asyik bergossip ria dengan geng ceweknya yang terdiri dari Alma, Karin, Tasya dan Nadila. Geng julid nomor satu di kelas itu.

‘’Kelas kita bakalan tanding futsal lawan anak-anak kelas 11 IPS 2, cewek- cewek pada ikut dong, nyemangatin anak cowok tanding futsal!‘’ Lanjut Galang, suaranya menggelegar memantul langit-langit kelas.

Anak cewek menoleh secara bersamaan, diikuti dengan anggukan setelahnya. Ada yang menangguk karena memang mau ikut, tapi ada pula yang mengangguk karena entah mau ikut atau malah kabur setelah pulang sekolah ini.

‘’Clar, nanti ikut nonton yuk,’’ ajak Arin sambil menyikut lengan Clara. 

‘’Nggak, ah. Males.‘’ 

‘’Kita dari dulu belum pernah lihat anak cowok tanding futsal lohh. Gue pingin lihat!‘’ Bujuk Arin, dengan wajah memelas.

Tidak ada agenda penting juga sebenarnya sepulang sekolah ini. Clara pun akhirnya mengiyakan ajakan Arin, ikut menyaksikan pertandingan futsal sepulang sekolah karena dia juga tidak membawa motor hari ini. Dia pulang bersama Arin. 

***

Clara, Arin, Inggil, Bunga, Citra dan beberapa anak cewek yang lainya tengah menonton pertandingan futsal di sudut kanan. Sedangkan Alma, Hilda, Tasya, Nadila dan Karin menonton di sebelah kiri. Tampak seperti dua kubu yang berlainan, suara geng Alma memekik keras, berteriak heboh, menyemangati anak cowok yang sedang bertanding. Sedangkan Clara dan teman-temanya hanya melongo menyaksikan pertandingan, sesekali bertepuk tangan dengan canggung. Tidak hanya anak cewek dari kelas 11 IPA 2 saja yang menonton, anak cewek dari kelas 11 IPS 2 pun terlihat di sudut lapangan seberangnya, tengah menyemangati tim kelasnya juga.

Pertandingan langsung dimulai karena waktu mereka hanya satu jam. Seketika bola langsung berpindah dari kaki ke kaki, melayang, masuk ke dalam gawang. Sorakan membahana pun menyeruak saat salah satu tim bisa mencetak gol. Teriakan dari para pemain pun saling sahut-sahutan minta dioper bola. Makian juga terlontar dari mulut mereka karena kesal tidak bisa merebut bola. Kesal karena kebobolan, kesal karena ada yang curang, kesal karena kalah tentunya. Satu jam kemudian, keringat sudah membasahi wajah, leher dan tubuh mereka, diikuti dengan napas mereka yang tampak menderu. Pertandingan usai, kemenangan diraih oleh kelas 11 IPA 2. Dengan skor 3-2. Tim yang menang langsung lompat-lompat kegirangan dan saling menepuk pundak. Sedangkan tim yang kalah tampak kesal. Sebagian anak cowok pada melepas baju begitu pertandingan usai. Hal ini, membuat beberapa anak cewek dari kelas lain langsung berteriak histeris karena bisa sekalian cuci mata. Tapi sebagian yang lainya menutup kedua mata menggunakan kedua telapak tangan sambil berdecak sebal.

“Resek banget sih anak cowok! Kita kan masih polos!” Decak Clara nyaris bicara sendiri sambil berbalik badan. Dia tidak sengaja melihat dada Galang yang telanjang barusan. 

Lihat selengkapnya