Lembar Tentang Galang

Muhammad Nasokha
Chapter #9

Mulai Nyaman

Clara habis keluar dari toilet, dia tidak langsung pulang hari ini, karena masih ada ekskul cinematografy sampai sore. Pandangan Clara tidak sengaja mendapatkan Danesh bersama dua temanya sedang berjalan ke arahnya. Clara menjadi tidak suka dengan Danesh gara-gara obrolan kemarin di kantin. Dia pun pura-pura tidak melihat mereka dan langsung melangkah hendak pergi.

“Hei,” 

Danesh menyeru dengan keras, membuat Clara menghentikan langkah lalu balik badan dengan ragu. Danesh sudah ada di dekatnya.

“Ada hal yang ingin gue omongin sama lo,” ujar Danesh.

“Gue nggak bisa, gue ada ekskul habis ini.” Balas Clara setelah ada jeda sejenak.

“Kalau gitu, kasih gue waktu lima menit aja, buat ngomong sama lo, tapi jangan di sini.” 

Clara akhirnya mengiyakan ajakan Danesh, dengan begitu urusan dengan Danesh akan cepat selesai. Dia pun mengikuti langkah Danesh di belakang. Sedangkan dua temanya itu tidak ikut -menunggunya di depan toilet putri. Keduanya berjalan melewati lorong kelas hingga langkah keduanya terhenti saat di belakang kelas 11 IPS 3.

“Lo mau ngomong apa? Gue nggak bisa lama-lama, Nesh. Gue udah ditunggu.” Ucap Clara.

“Nanti malam jalan, yuk.” Ucap Danesh.

Clara tersentak kaget. 

“Gue nggak bisa,‘’ lirih Clara setelah ada jeda sejenak.

“Gue suka sama lo,” sela Danesh kemudian. 

Clara lebih kaget lagi setelah Danesh mengatakan itu. Tubuhnya seperti baru saja kesetrum listrik. Bagimana bisa, selama ini keduanya belum saling mengenal. Bahkan, ngobrol dengan cowok itu saja baru pertama kalinya waktu di kantin itu.

“Gue suka sama lo dari dulu, tapi kenapa lo nggak pernah balas chat dari gue?” Lanjut Danesh dengan senyum tipis di bibirnya, kedua tanganya tenggelam di saku celana.

“Kita baru ngobrol kemarin di kantin dan gue belum terlalu kenal sama lo, kalaupun harus gue jawab sekarang, kayaknya, lo udah tau, deh, gue bakal jawab apa, gue nggak bisa.” Jelas Clara.

“Lo itu aneh!” Tambah Clara lalu beranjak dari sana, meninggalkan Danesh yang memanggil-manggil dirinya. 

Danesh berdecak sebal sambil berkacak pinggang. Kepercayaan dirinya seketika itu terhempas begitu saja dengan penolakan Clara barusan. Dia sudah percaya diri sekali kalau dia akan diterima. Dirinya adalah cowok tampan, populer, ketua ekskul basket, kaya pula. Namun, kenapa bisa seorang Clara menolaknya? Nggak habis pikir!

Tidak lama kemudian, Bayu dan Zidan nongol dari balik koridor kelas, langsung berjalan nyaris berlari ke arahnya. 

“Gimana, diterima?” sambar Zidan dengan sebelah alis terangkat tinggi. 

“Siap-siap, makan gratis kita.” Balas Bayu melirik ke arah Zidan, sebelah alisnya juga ikutan terangkat.

Danesh menghela napas dan berkata. “Sialan, Clara nolak gue, berani banget dia nolak gue!”

“Serius, Clara nolak lo?” sela Zidan nggak percaya.

“Baru pertama kali ini, lo ditolak sama cewek.” Sahut Bayu kemudian.

“Kayaknya Clara udah suka sama Galang, deh, udah biasa pulang bareng mereka.” Lanjut Bayu.

“Lo, sih, dibilangin nggak percaya, kalau lo nembak Clara hanya buat manas-manasin Galang, kayaknya nggak bakalan bisa, Clara itu beda sama cewek lain.” Sela Zidan.

***

Clara kembali tidak membawa motor. Membuat Galang mau menunggunya dan mau mengantarnya pulang. Berkali-kali Clara menolak, dia tidak mau nanti malah menimbulkan desiran aneh selama bersama Galang. Namun tetap saja, Galang mau menunggu dan mengantarnya pulang. Akhirnya dengan terpaksa, Clara mau menerima ajakan cowok itu. Sebelum menuju parkiran, Galang bilang kalau dirinya hendak ke kamar mandi dulu. Clara pun mempersilahkan dan menunggunya di luar dengan bersandar di tembok. Sekolah sudah mulai lengang. Hanya ada beberapa anak yang masih berada di sekolah. Sedangkan guru-guru sudah pada pulang semua.

Tiba-tiba Danesh datang bersama Zidan dan Bayu sedang berjalan menghampirinya. Danesh tidak percaya begitu saja dengan penolakan Clara kemarin. Bagimana bisa, selama ini cewek-cewek banyak yang tergoda dengan dirinya. Danesh akan bersikap lebih manis dengan Clara kali ini, dia akan membuktikan kalau dia akan diterima oleh cewek itu kali ini. Rencananya untuk manas-manasin Galang akan berhasil!

‘’Hai cantik, sendirian aja.'’ Sapa Danesh, kedua tanganya masuk ke dalam saku celana.

‘’Lagi nunggu, Galang.‘’ Jawab Clara singkat. 

Setelah mendengar nama itu keluar dari mulut Clara, Danesh mendadak menjadi emosi.

‘’Oh, lo pacarnya Galang? Jadi kalian berdua udah pacaran? Itu alasan lo, nggak mau jalan sama gue? Alasan lo nggak mau nerima gue?!’’ Ujar Danesh, suaranya mendadak meninggi. Entah kenapa mood-nya jadi ancur saat mendengar nama musuh bebuyutanya itu.

‘’Maaf, gue mau pulang.‘’ Balas Clara terpaksa berbohong, agar bisa mengindar dari Danesh. 

Namun tiba-tiba Danesh mengeluarkan tangan dari dalam sakunya, segera meraih tangan Clara.  

‘’Lepasin nggak!‘’ pekik Clara.

Danesh mencengkram lengan Clara lebih kuat, mendekatkan wajah tepat di wajah Clara. ‘’Gue udah baik- baik ya sama lo, gue cuma mau ngajak lo jalan, itu aja! Seharusnya lo sadar diri dongg, banyak cewek yang mau jalan sama gue!'’ Ucap Danesh tidak kalah membentak, matanya melotot dan wajahnya penuh dengan emosi yang sudah siap ditumpahkan. Jelas saja, dia tersinggung karena baru pertama kali ini ada cewek yang berani menolaknya.

‘’Gue bukan termasuk cewek yang mau jalan sama lo!‘’ Balas Clara sembari berusaha melepaskan tangan.

Lihat selengkapnya