Lembar Usang Berkisah

Dwimarta
Chapter #6

Rahayu Rahajeng

Apa yang terucap dari lisan Alana membuat Badar tak percaya. Rahajeng yang tak pernah ia lihat perkembangan hidupnya, ternyata telah berpulang lebih dulu. Ujung jarinya mengusap air mata yang membanjiri wajah, kemudian memandang Alana. “Lalu, kenapa kau tidak kesini dengan ayahmu, Nak?”


Alana menatap sosok tua itu sambil berusaha menelan ludah. Sekarang ganti dirinya yang bersedih. Kenangan akan ayahnya kembali lagi. “Ayah telah meninggal sepuluh tahun yang lalu, Kek.”


“Apa?” rintih Badar. Hatinya seakan ikut teriris, tak menyangka jika Alana ternyata sudah sebatang kara.


Alana hanya bisa mengangguk pelan usai menjelaskan singkat tentang orang tuanya.


“Lalu, bagaimana kabar Dirga dan Marni?” tanya Badar menatap nanar ke arah cucu Ainun.


Alana berusaha tersenyum demi meredam kesedihannya. “Nenek Marni telah meninggal tepat empat puluh hari sebelum kematian ibu. Beliaulah yang memberikan seluruh surat nenek Ainun pada ibu sebelum meninggal. Jadi ibu baru tahu kenyataan ini belum lama, Kek. Beliau sangat terpukul menerima kenyataan itu. Kenyataan jika ia sudah terpisah dengan ibu kandungnya selama empat puluh tujuh tahun. Sejak saat itu, ibu menjadi sosok pendiam dan sering menangis di kamar. Sangat syok." Bulir bening yang bergulir kembali diusap Alana memakai ujung jaket.


Badar bangkit demi mengusap rambut Alana untuk menguatkan.


"Dan sebelum meninggal, ibu menyerahkan semua surat itu padaku untuk mencari keberadaan nenek Ainun. Surat itulah yang mengantar Alana sampai di desa ini." Alana tersenyum samar diantara tangisnya. "Kakek Dirga menenangkan diri ke Kalimantan sejak nenek Marni meninggal. Alana sampai saat ini masih bingung memberi kabar padanya kalau ibu sudah meninggal.”


“Huh, tak usah kau percaya pada kakek angkatmu itu,” sahut Badar tiba-tiba. Mukanya langsung melengos ke arah lain.


Alana terkejut. Kenapa kakek Badar terkesan tak menyukai kakek Dirga? Rasa penasaran membuatnya bertanya, “Kenapa, Kek?”


“Aku tak suka dari pertama kali bertemu dengannya. Nyatanya juga Rahajeng baru menyadari kalau dia adalah anak angkat lewat surat yang telah dikirimkan lama oleh ibu kandungnya. Siapa lagi kalau bukan ulah Dirga?! Dia telah menyembunyikannya!" Seolah emosinya tak dapat dibendung, Badar pun bertanya, "Apakah Dirga memperlakukan kau dan ibumu dengan baik?”


Alana benar-benar tersentak dengan keterangan Badar. Masih ada rasa tak percaya jika Dirga tega menyembunyikan semua surat nenek Ainun. “Ehm, baik, Kek. Tak ada masalah.”

Lihat selengkapnya