Lembaran Harapan

Yukina Gelia
Chapter #1

Prolog

Aku mengetuk-ngetuk meja belajar lapuk; tempatku berdiam sekarang. Tergeletak menyala di hadapanku: laptop dengan sederet narasi terpampang di layar. Tugas kuliah akhir; skripsi yang seharusnya sudah diberikan, kalau dosen iblis itu tidak banyak kritik soal judul. Mau bagaimana lagi, kalau tidak begini sia-sia kuliah empat tahun-Ku ‘kan?

Udara di kamar kos saat itu terasa dingin untuk ukuran udara malam Jakarta. Biarpun kamarku tidak terbuka jendelanya, hawa itu masih terasa di badan ringkihku. Anita masih belum kembali dari kelas malam. Artinya? Aku sendirian dikamar yang hawanya menggelitik bulu kuduk ini untuk tiga jam lebih kedepan. Walau yang sebenarnya aku takutkan ... adalah diriku sendiri: Aku tak bisa mengontrol diriku.

Aku sering merasa paranoid jika sendirian, sunyi senyap hanya akan memperparah kecemasan itu. Playlist berisi lagu-lagu Lana del Rey terputar di headphone, menenangkan dan membuatku fokus mengetik walaupun sering tersendat di pemilihan kata. Sebagai mahasiswi Sastra dan juga aktivis, begadang di depan laptop adalah talent tersendiri. Maksudku: kau harus tetap fokus walau nahan kantuk loh!

Sebenarnya ini belum larut untuk disebut begadang tapi jam tidurku yang menjadi tantangan. Dari pukul 3 pagi sampai pukul 8 malam, terhitung belum ada semenit pun aku tidur. Biasanya gejala paranoid-ku akan timbul karena kelelahan berlebih seperti begadang atau stres. Beruntungnya aku masih belum mendengar atau melihat sesuatu yang aneh. Toh ... aku sudah minum obat.

Ceklek

Kudengar gagang pintu bergerak; terasa pintu kamar ditutup di belakang ku. Instingku berkata untuk langsung menoleh ke belakang, melihat sosok yang menutup pintu tersebut .... Tidak ada. Merinding seketika tengkukku; perlahan menelisik ke seluruh tubuh. Aku berusaha untuk tidak panik: tidak cemas berlebih tepatnya.

Aku berjalan menutup korden jendela, lalu segera meneguk air putih dan obat penenang. Ini sudah biasa terjadi, sudah menjadi rutinitas sehari-hari. Aku tidak gila. Aku tidak aneh. Aku bukan orang yang hilang arah. Apa? Kau tidak bilang apa-apa? Bohong. Kau sudah mulai menilai ku dari bagian takut pada diriku sendiri ‘kan?

Ayolah ... orang-orang normal! Kalian hanya ingin melihat bagaimana, apa yang terjadi dan mengapa aku begini ‘kan? Bagaimana jika aku menusuk wajah kalian dengan pecahan beling dan membuat kalian membusuk di tong sampah? Kalian pikir ini tontonan menarik? Melihat orang gila sedang melawan dirinya sendiri untuk tidak menggila!

Lihat selengkapnya