Sekar
"Guess where am I now?" Suara Ruri terdengar ceria.
Sudut bibirku tertarik ke atas. "Di mana memangnya?"
"Matte, ima doko?4"
"Ha? Gue?" tanyaku bingung karena jadi saling tanya keberadaan. Tadinya, sih, mau kujawab, 'Aku di hatimu, Ri.'
"Iya. Mau nunjukin sesuatu, kalau bisa video call aja. Lagi di mana?"
"Di GI. Kalau nggak keberatan agak rame, ya boleh aja." Aku melirik ke Yana yang sibuk mengunyah kentang goreng sambil scrolling ponselnya, tapi aku yakin diam-diam dia awas dengan sambungan teleponku dan Ruri.
"Buset! Ngapain pagi-pagi udah di GI?"
"Ya, menurut lo cewek ngapain kalau ke mal? Imunisasi? Lagian udah siang ini."
"Ya, udah video call aja, ya?"
Sedetik kemudian sambungan telepon melalui Line itu berubah format. Kini bisa jelas kulihat wajah Ruri. Dia tersenyum lebar memamerkan deretan gigi rapinya.
Kamera diubah arah ke belakang, memperlihatkan situasi sebuah toko aksesoris. Ada banyak phone strap beraneka warna dan bentuk. Yang dipegang Ruri adalah satu strap berwarna kuning lembut dengan bandul berbentuk buah lemon.
"Suka nggak?"
"Eh, kawaii!5"
"Mau?" Ponsel Ruri masih dalam mode kamera belakang, yang terdengar hanya suara Ruri dan keramaian di sekitarnya.
"Bukannya kapan itu udah beli, ya? Apa itu? Gelang, kalau nggak salah?"
"Gelang, iya. Ini kan beda lagi. Mau nggak? Kalau nggak, gue tinggal."
Aku tertawa kecil. "Iya, mau. Lama-lama teman lo di sana ngerasa aneh sama lo, Ri. Barang-barang cewek mulu yang dibeli."
"Biarin aja. Yang penting lo suka."
Yana terbatuk-batuk. Pura-pura keselek, lebih tepatnya.
"Di mana, sih? Harajuku?" tanyaku setelah kamera diatur kembali ke mode depan.
"Yoi. Bentar, gue bayar dulu."
Lalu backsound transaksi jual-beli terdengar membuat imajinasiku bermain-main liar. Bagaimana rasanya bisa jalan-jalan bareng Ruri di sana? Ke Harajuku yang kata Ruri kayak pasar rakyat saking ramainya, tiap toko selalu ada diskon. Bagaimana rasanya memilih-milih barang bersama Ruri untuk kami beli di sana? Bagaimana rasanya menikmati suasana Tokyo pagi, siang, sore, dan malam hari dengan Ruri di sampingku?
Halusinasi halus sempat terbentuk tadi. Menggambarkan layaknya kami pasangan yang sedang kasmaran.