Lemon of 10 Days

Shenita Sora
Chapter #39

和美 (kazumi) : beautiful peace

Juna

Hari terakhir jadi pendamping grup di batch ini, tiba juga. Besok ke 25 peserta ini akan kuantar ke bandara, kembali ke Indonesia. Termasuk dia. Nggak pernah terbesit di pikiran aku bakal mengantar seseorang lagi untuk pergi. Walau yang sekarang masih bisa kutemui lagi nanti. Mungkin tiga-empat bulan lagi. Mungkin lebih cepat dari itu. Masih bisa kuhubungi untuk kudengar suaranya lagi. Nggak pernah ada deskripsi baik-baik saja kalau yang terjadi adalah perpisahan.

Pagi tadi perjalanan kembali ke Tokyo nggak seheboh ketika kami berangkat ke Osaka. Semuanya lancar, saking lancarnya sebagian besar peserta menghabiskan waktu perjalanan dengan tidur, termasuk dia. Memandangi dia di situasi kami yang sekarang ini membuat perasaanku lebih ringan. Jauh lebih tenang. Meskipun aku tahu jalan di depan tentu nggak bakal mulus-mulus saja, seenggaknya dia tahu aku ada di sini, untuk dia.

Aku menyandarkan punggung setelah mengecek bangku-bangku peserta tetap terisi penghuni semestinya. Kurogoh saku mantelku, memastikan keberadaan benda yang kemunculannya nggak lagi kutakuti.

Dua bungkus permen lemon mint terselip di sana. Kubuka satu, dan kumakan. Mencecap manis, asam, dan sensasi dinginnya yang berkumpul di dalam mulut. Layaknya manis-asam perjalananku menyadari yang sudah terjadi, biar terjadi. Butuh waktu lama untuk bisa menganggap semuanya memang selayaknya berjalan seperti ini.

"Yang bisa kita upayakan adalah menciptakan momen-momen baru dengan mereka yang masih bersama kita." Senyum Sekar ketika mengucapkan kalimatnya semalam, lebih memukau dari biasanya. Nggak akan kubiarkan siapa pun menghilangkan senyum itu dari dia, bahkan diriku sendiri.

"Kiritaki-san," panggilku. Seniorku itu sedang membaca sesuatu di handphone-nya.

"Iya? Ada apa Juna-san?"

"Saya ada permen, Kiritaki-san mau?"

Dia tersenyum lebar. "Pas sekali. Saya takut ikut mengantuk melihat mereka tidur pulas begitu."

Aku mengangguk dengan senyum nggak kalah sumringah. Kusenderkan kepalaku ke sandaran kursi setelahnya, lalu kuhisap lagi permen di dalam mulutku itu.

Tiba-tiba muncul pikiran lain. Permen-permen misterius ini apa akan berhenti muncul setelah Sekar kembali ke Indonesia?


🍋

 

Sekar

"Kak Sekaaar! Ya ampun kangen bangeeet!" Dini berhambur ke arahku. Memelukku kencang. Gimana Osaka?"

"Amazing. Gimana Okayama?" tanyaku ikut senang. Sore ini semua peserta JENESYS, 100 orang, memadati hall Narita Tobu. Sebentar lagi seminar pelaporan kegiatan akan dimulai.

"Gila, sih. Gue nginep di onsen, tahu, Kak!"

"Wah, seru dong!"

"Banget. Udah berasa syuting dorama gue. Tempatnya estetik banget!"

"Minimal foto kek, tunjukkin."

Keseruan melihat isi galeri ponsel masing-masing, tersela kehadiran Keenan.

"Hai," sapanya.

"Hai." Senyum kuulas semanis mungkin.

"Gimana Osaka?" Pertanyaan yang sama dengan Dini, tapi kesannya berbeda.

Lihat selengkapnya