Blurb
Bukan keinginan Jesika untuk hamil di saat usianya masih 16 tahun. Karena semenjak itu kehidupannya berubah 180°.
Ia hancur. Semuanya hancur.
Orang-orang meninggalkannya dan dia terpaksa hidup dengan orang yang dibencinya.
Bahkan, saat dia merasa hidupnya sudah benar-benar terpuruk, satu hal lain terjadi dan roda kehidupan seolah menjatuhkannya ke dalam jurang yang begitu gelap.
Ia marah, sedih dan kecewa. Semuanya berjalan tak sesuai keinginannya.
Namun, meskipun hidup rasanya benar-benar konyol, selama napasnya dan juga napas anak-anaknya masih berembus, ia sadar ia harus terus berjalan.