Lemonade

Ayu Novita Hasan
Chapter #1

Prolog #1

"Gila ya! Guru tu bisa-bisanya milih dia jadi calon ketua OSIS. Bergaul sama temen-temen sekelasnya aja dia nggak mau. Gimana mau jadi ketua OSIS?" Ujar salah satu siswi yang tengah menikmati semangkuk bakso pesanannya.

"Apa jangan-jangan karena dia anak salah satu donatur di sini? Makanya guru berusaha naikin citra dia." Tambah salah satu temannya yang baru saja menghabiskan roti tawar yang ia bawa dari rumah.

"Emang pinter sih. Tapi, gue curiga ya, dia nggak bener-bener pinter. Cari muka depan guru aja paling mah. Terus sering ke perpus juga buat ngindarin temen-temen dia paling." Kali ini cewek bersweater abu-abu ikut nimbrung pada percakapan siang itu.

"Padahal kalau disuruh temenan sama dia. Gue juga ogah. Orang dia sombong banget. Dingin. Serem."

Cuapan demi cuapan yang menjelek-jelekan dirinya hanya ia dengar tanpa perlu banyak respon. Mereka bisa sesuka hati membicarakan seorang Abian Gibson karena mereka pikir Abian tidak akan pernah tahu bahwa dirinya tengah dibicarakan. Cowok setinggi 180cm itu selalu menggunakan headphone untuk menutup kedua telinganya. Dan tak jarang, headphone itu hanya sebagai aksesoris tanpa ada alunan musik yang terdengar dari dua speakernya.

Lelah mendengar gosip dari mulut cewek-cewek manja itu. Abian meninggalkan kursinya begitu saja. Bahkan nasi goreng yang ia pesan tadi sama sekali belum ia sentuh. Keburu kenyang karena banyak ocehan cewek-cewek tadi.

Abian berjalan di koridor sekolahnya. Melewati ruang-ruang kelas 12 IPA. Dan berhenti tepat di depan sebuah ruang yang bertuliskan ruang guru. Di bagian dalam ruang guru, ada satu ruang lagi di mana ruangan itu milik kepala sekolah. Abian langsung masuk ke ruangan itu tanpa mengetuk pintu terlebih dulu.

"Saya sudah bilang, bahwa saya tidak ingin menjadi Ketua OSIS."

"Kenapa? Karena omongan teman-temanmu? Sudahlah, Abian, kamu tidak perlu memberatkan beban pikiranmu hanya karena ocehan mereka. Kamu berhak duduk di kursi itu dengan segudang prestasi yang kamu punya."

"Saya mengikuti semua lomba itu bukan untuk duduk di kursi Ketua OSIS. Saya tetap akan mengundurkan diri." Abian melangkahkan kakinya ke pintu utama ruang kepala sekolah.

"Sayangnya, kamu akan tetap duduk di kursi OSIS itu karena semua calon ketua OSIS sudah mengundurkan diri..." jelas wanita paruh baya yang berhasil menghentikan langkah Abian untuk sesaat. "Itu artinya kamu, calon tunggal yang terpilih." Sambung wanita itu.

Abian memilih meninggalkan ruang itu tanpa memberi respon atas ucapan yang keluar dari bibir wanita yang ia kenal sebagai adik dari Papanya. Abian menutup pintu ruangan itu dengan satu hentakan keras. 

***

Abian meletakan tasnya di tempat biasa. Ia melepaskan seragam sekolahnya dan bergegas membersihkan diri. Setelah itu memesan makanan melalui aplikasi ojek online, dan menghabiskan waktu seharian di dalam kamarnya. Sama seperti hari-hari sebelumnya.

Lihat selengkapnya