Lepet

Ayu Fitri Septina
Chapter #29

Ratna - Kepingan Misteri

Warga Jakarta kembali dibuat geger. Pasalnya, kemarin, Rabu (30/4/2021), ditemukan mayat tanpa kepala di pinggiran Pantai Ancol. Mayat perempuan itu diduga adalah R, putri mantan Komjen Polisi Adi Katamso yang saat ini mendekam di jeruji besi karena kasus suap narkoba.

Kasat Reskrim Polres setempat langsung mengevakuasi jenazah untuk proses autopsi. Bagian tubuh korban yang hilang yaitu kepala, sampai saat ini belum ditemukan. Kasus yang brutal dan kejam ini diduga sebagai pembunuhan dengan motif balas dendam.

"Kami akan kerahkan tim untuk menangkap pelakunya," ucap Kasat Reskrim Hatta Kirno, saat diwawancara Harian Kota. "Motifnya bisa macam-macam, apalagi kalau melihat siapa korbannya."

Warganet berasumsi bahwa pelaku kemungkinan besar merupakan musuh Komjen Adi Katamso. Sementara, polisi mengimbau agar warga tetap tenang dan waspada selama pelaku belum tertangkap.

"Jangan keluyuran malam-malam kalau tidak ada yang penting," imbuh Hatta Kirno.

Komjen Adi Katamso tak bisa berkata-kata saat diwawancara. Dia hanya minta doa agar pelaku pembunuhan putrinya segera tertangkap. Warganet mengamini, mereka menuntut polisi untuk bergerak cepat.

"Akan segera kami tangani," Pungkas Kasat Reskrim Hatta Kirno.

*

Kalimat demi kalimat berita yang sudah kuhafal itu berputar-putar di kepalaku saat telingaku mulai berdenging karena pukulan kayu. Jauh sebelum kesadaranku pergi, kelebatan-kelebatan wajah Rani, Ibu, dan Ayah, mengisi seluruh imajinasiku. Saat-saat kami berbahagia bersama, salah satunya ketika ulang tahun Rani ketujuh belas sekian tahun lalu, berputar di memoriku. Rani meniup lilin dengan angka tujuh belas dengan riang. Kami bertepuk tangan dan memeluknya satu per satu. Pesta itu bukan pesta meriah, Rani tak mau merayakannya. Hanya ada kami sekeluarga di restoran mewah yang Ayah pesan, di lantai atas dengan panorama semaraknya malam Jakarta.

Aku menghadiahinya kalung. Kalung dari emas putih dengan bandul hati. Entah ide konyol apa yang waktu itu melintas dalam benakku hingga aku memilih hadiah semacam itu. Alasan sentimentil, mungkin, agar Rani selalu mengingatku saat mengenakan kalung ini. Kedua mata Rani berbinar saat menerima hadiahku.

"Ini cantik banget, Kak," ucapnya semringah. Wajahnya yang putih memerah, ciri khas saat dia bahagia.

Aku memeluknya erat. "Kamu pakai, ya. Jangan sampai hilang."

Lihat selengkapnya