Di mana dirimu Akshita pada waktu aku ingin bertemu? Apa kau juga memikirkan memoar kita di sana? Dengarlah kesepianku di sini. Kau memang ahlinya agar aku selalu berpikir tentang engkau yang tak tahu di mana kini. Haruskah keliling dunia untuk mencari di mana dirimu? Jika itu bisa membuat pertemuan denganmu akan kulakukan.
“Norl—“ Aku menoleh. Erlan sudah bangun dari tidur cukup panjang. Mata Erlan berkejap, mulut dia menguap sembari menimpali.
“Ada apa, Er? Lelap ‘kan tidurmu?”
“Kau ini, Norl.” Erlan merah muka.
“Aku perlu bantuanmu, Er.”
“Bantuan apa? Tentang cinta pertamamu?”
“Sedari tadi kita memang membahas itu ‘kan?”
“Maksudku, apa buku catatan kuberi padamu masih kurang jelas?”
“Ada salah satu saranmu menggelitik diriku, Er.”
“Yang mana?” Erlan bimbang.
“Di buku dan waktu kau mengigau, kau berkata sentuhlah dia tepat di hatinya.”
“Ya. Lalu?”
“Apa kau maksud itu adalah rasa penasaran?”
“Bukan Norl.” Erlan menggeleng.
“Lantas?”
“Kau paham konsep tarik-ulur?” tanya Erlan. Dia tertawa.
“Tidak.”
“Norl… Norl… mau sampai kapan sikapmu begitu terus?”
“Ada yang salah?” Dahiku mengerut.
“Kau ini kaku. Kurang cekatan memahami isi hati wanita.” jawab Erlan. Dia terpingkal. Aku paham Erlan menyindir tindak-tandukku pada para gadis. Individualistis, acuh tak acuh dengan mau nona-nona di negeri ini. Tak heran, hampir seluruh hawa lebih banyak memberi umpatan tentang rasa hati yang tak kubalas dibanding mendoakan agar aku masih dapat menjaga alam ini sepanjang hidupku.
“Jadi?”
“Ada beberapa bagian konsep tarik-ulur akan aku jelaskan, Norl.” Erlan mengembus.
“Jelaskan padaku.”
“Kau sadar tidak? Perempuan yang kau temui tadi aku yakin menggunakan konsep tarik-ulur padamu.”
“Tidak.” Aku menggeleng.
“Aku belum selesai bicara, Norl.” Erlan memutar mata. Kelihatannya aku harus benar-benar mendengarkan penjelasan Erlan kali ini.
“Maaf. Silakan lanjut penjelasanmu, Er.”
“Konsep utama dari tarik-ulur adalah memperlihatkan ketertarikan kepadanya, kemudian memperlihatkan rasa ketidaktarikan setelah itu. Lalu diulangi lagi dan lagi. Kau mengerti, Norl?”
Konsep apa ini? Bukankah itu sama saja memberi harapan palsu pada wanita? Namun bisa jadi maksudnya lain. Sabar Norlorn, dengar penjelasan dari ahlinya sampai selesai. Siapa tahu dengan cara Erlan berikan Akshita kembali padaku.
“Wanita mana pun sering melakukan konsep tarik-ulur pada pria, terlepas dia melakukan secara sengaja atau tidak.”