Alarm ponsel menjagakanku dari mimpi panjang. Waktu menunjukkan pukul 6 pagi, keadaan bertolak belakang dengan langit berhias pelangi bulan[1]. Bulan sabit tua membiaskan cahaya awan[2] di jendela.
Buku catatan Erlan tergeletak di samping bantal, keadaan buku tersingkap. Rahasia perempuan bagian kedua, kata tulisan dalam buku. Mungkin lebih menarik dari halaman sebelumnya mengingat Erlan lebih ahli dengan wanita dibanding aku. Tolok ukur tentang wanita kurasa ada semua di catatan.
Konsep Tarik-Ulur Bagian Kedua
Sesudah mendapatkan informasi pribadi dari perempuan kau inginkan, lanjutkan trik yang kedua, kau bisa hubungi dia secara singkat untuk mengajak bertemu di tempat kau inginkan. Rancangan rencanaku, setelah bertemu dengannya, berikan pertanyaan lebih banyak dan lebih intens tentang dia. Strategi ini akan membuatnya mulai tertarik denganmu.
Secara psikologis, wanita tertarik padamu karena melihat dirimu antusias ingin tahu banyak hal tentang dirinya. Dari sana, kau bisa tahu wanita tersebut ada hubungan dengan cinta pertamamu atau tidak.
Setelah selesai kencan pertama, pastikan dia sudah tertarik padamu. Ketiga, setelah kencan selesai bersikaplah dingin atau jangan menghubungi dia selama beberapa waktu, atau tunggu sampai dia menghubungimu terlebih dulu. Ini yang disebut dengan proses “mengulur”.
Lakukan berulang-ulang dengan hati-hati! Jangan melakukan tindakan yang membuat dia pergi darimu. Hingga sampai kau merasa dia berharap padamu. Kemudian, lakukanlah aktingnya. Pura-pura mengabaikan, bersikap dingin, buat dia bingung menebak-nebak perhatianmu. Buat hubungan kalian mengambang antara ya dan tidak. Namun, jangan sampai dia pergi meninggalkanmu. Pastikan dia memang sudah tertarik padamu. Pertahankan dengan hati-hati hingga kau merasa cukup menggali informasi tentang cinta pertamamu. Setidaknya untuk kasus kali ini.
Catatan macam apa ini?!
Erlan... Erlan, kau ini kapan tobatnya sih? Tapi, harus kuakui dia memang ahli dalam hal wanita. Jika tidak, dia tidak akan dijuluki presiden playboy kelas wahid. Cara di buku ini membuat migrain. Aku sama sekali belum pernah menangani wanita... maksudku, selain waktu itu bukan berarti ada perasaan ‘kan?
Aku memang kehilangan Akshita, perasaan sakit hati meradang ditinggal tanpa kata. Mungkin bukan cinta. Jujur, tidak mengerti diri ini perasaan saat itu. Cuma rasa kehilangan mendalam sebelum berduka karena Ibu.
Ketika kehilangan sosok yang kalian sayangi sebagai sahabat pasti sedih ‘kan? Bukan soal pergi tetapi soal kenangan tersimpan di memoar. Seratus persen aku tebak kalian tidak begitu saja melupakan nostalgia terjadi pada setiap pertemuan. Sampai sekarang aku belum bisa melupakan Akshita.
Adakah satu kesempatan untuk membalikkan waktu yang telah hilang? Akankah cinta ‘kan bertaut padaku yang lemah? Tak sadari cinta telah membutakan aku. Mungkin pada masa ini kesempatan bertemu Akshita lebih besar meski malas rasanya mengikuti cara si playboy konyol negeri. Yeah, paling tidak Erlan membantuku dengan baik. Mudah-mudahan cara tertulis di buku dapat dijadikan instruksi.
Kubolak-balikkan halaman buku. Semakin menarik pengkajiannya. Bab tarik-ulur adalah bab paling panjang yang aku baca. Kenapa Erlan tidak jadi motivator cinta saja? Padahal, dengan dia menjadi motivator kelas cinta pasti akan lebih berguna daripada menjadi playboy.
Ups... walau Erlan playboy terkadang menyebalkan, dia tetap sahabatku yang dapat diandalkan. Bukan sahabat kaleng-kaleng apalagi “palsu”. Kalau kalian sudah mengenal Erlan, aku jamin pasti setuju dengan apa yang kukatakan.
Ternyata di balik halaman masih ada pembahasan yang sama. Aku kira pembahasan bab tarik ulur sudah selesai. Rupanya tetap berlanjut. Dia gila atau apa? Aku belum yakin berhasil secara praktik mengingat diriku sukar mendekati wanita.
Cukup! Aku tambah pening memahami tulisan Erlan. Kudekati dengan caraku saja deh perempuan itu. Berhasil atau gagal lihat nanti. Yang penting, aku sudah membacanya. Apa sih sihir yang digunakan Erlan hingga wanita banyak dekat dengannya?
Trik apa yang dia gunakan sampai Kak Nueleth nyaris jatuh ke pelukannya. Untungnya, aku bisa mencegah lebih awal sebelum Erlan jadi kakak iparku! Bisa runtuh dunia jika sang plaboy menjadi kakak ipar sosok panglima muda negeri.
Erlan dan semilyar cara mendekati wanita sudah terlalu melekat di dirinya. Aku tidak tahu sudah berapa banyak perempuan yang dia tiduri setiap malam, berapa banyak hubungan kandas karena Erlan? Berapa banyak kasus perceraian yang ditimbulkan berawal dari curhat dan pada akhirnya tidur bersama? Sepertinya tak terhingga.
Jangan sampai terjadi pada istriku nanti! Jangan sampai tanpa sengaja persahabatan rusak oleh sikap Erlan dengan istriku di masa depan.
Cara apa selanjutnya? Kupandang diri di cermin rias. Tidak ada yang aneh. Tapi kenapa aku begitu payah dalam urusan wanita? Banyak penduduk negeri bilang aku masuk kategori laki-laki tampan di wilayah pusat. Apa yang kurang dari diriku?
“Kau terlalu sombong!” seru suara di belakang.
Aku memandang Ruvyn di sofa kamar. Sejak kapan dia ada di sini? Seharusnya pintu kamar sudah terkunci otomatis. Ruvyn merebahkan tubuhnya ke sofa. Rambut panjang krem milik dia terurai. Iris mata gendola dirinya memonitor diriku dari cermin.
“Apa maksudmu?!”
“Norl, santailah. Jangan terburu emosi begitu.” kata Ruvyn melipat tangannya di dada.
Aku mengernyit, “Sombong? Aku sombong dari mana?”
“Mendekati wanita bukan cuma penampilan saja. Tetapi sikapmu pada mereka, Norl.”
“Oh ya?”
“Percuma kau modis tetapi kau tidak asyik diajak bicara.”
“Kau tahu sendiri, aku tidak ingin mencampuri urusan wanita.”