Perlahan-lahan suara itu kini mulai terdengar dengan jelas. Suara itu berasal dari tangan yang beradu dengan kayu. Suara orang mengetuk pintu kamar dan memanggil namanya. Suara yang akhirnya kini membuat Lovina terjaga dari tidurnya.
“Ya!” hanya itu yang akhirnya keluar dari mulut Lovina. Suara dalam keadaan setengah sadar karena baru ditarik dengan paksa, keluar dari dunia mimpi. Dengan mata yang belum sepenuhnya terbuka lebar, ia melihat jam di layar ponselnya, menunjukan waktu lewat tengah malam. Berarti baru dua jam yang lalu aku tidur. Batinnya.
“Vin, sudah sadar kan?” Suara seseorang di luar sana terdengar lagi.
Lovina mengenali suara itu. “Ya! Ada apa?” tanya Lovina heran pada Kira, teman satu indekosnya yang tiba-tiba membangunkannya tengah malam lewat.
“VIN, GAWAT!!” ucap Kira sambil terus-menerus mengetuk pintu.
Mendengar kata itu seketika mata Lovina mulai terbuka lebar dan memperbaiki posisinya di tempat tidur. Duduk. Ada apakah gerangan? Sampai-sampai pagi buta begini membangunkanku. Kalau bukan karena urusan yang penting banget, tidak mungkin Kira sampai gedor-gedor pintu kamar. Apalagi mengingat banyak yang tengah asyik tertidur. Batinnya. “GAWAT! gawat kenapa??” Lovina mulai ikut-ikutan panik. Walau nyawanya masih belum sepenuhnya terkumpul.
“GAWAT!! Vin, ini benar-benar gawat. Buka pintunya, Vin! Tolongin aku, Vin!” Kira tanpa henti bersuara.
Kini Lovina sudah berhasil mengumpulkan nyawanya, sadar saat mendengar ucapan Kira yang sampai di telinganya dengan jelas. Kira terdengar sedih dan hampir menangis. Padahal baru beberapa jam yang lalu mereka bersama-sama. Tertawa lepas, nonton reality show. “Iya aku keluar, bentar,” ujar Lovina mencoba berdiri, beranjak dari tempat tidur.
“Ya, Vin. Buruan!”
Secepat mungkin setelah turun dari tempat tidur, hanya beberapa langhkah saja Lovina sudah sampai di pintu dan siap membukanya.
“SURPRIZE!! Happy birthday, LOVINA ALEYSA, wish you all the best.”
Prakk!!
Lovina pun terdiam, kaget, semua rasa bercampur aduk. Termasuk bau yang kini ada dalam tubuhnya, campur aduk jadi satu. Salah satunya bau amis telur yang kini ada di atas rambutnya.
Bahagia bercampur haru, sedikit kesal juga karena sudah dikerjain di waktu yang seharusnya dia bisa tidur nyenyak.