Sudah hampir dua bulan ini Lovina tidak bisa beristirahat dengan baik. Tidak seperti waktu kuliah yang hanya beberapa hari dalam seminggu. Hampir dua bulan ini ia menjadi guru PKL di sekolahan, yang artinya harus berangkat setiap hari, kecuali hari Sabtu dan Minggu.
Kegiatan praktek kerja lapangan membuat Lovina menjadi perempuan super sibuk. Harus pintar membagi waktu antara praktek kerjanya di sekolah dan kerja sambilannya di Viantika Book Cafe. Sebuah toko buku sederhana dan merangkap café kecil. Tempat di mana ia mengumpulkan rupiah demi rupiah untuk menyambung hidup dan biaya kuliahnya.
Viantika Book Café, tempat Lovina kerja memang tidak terlalu besar. Bangunan yang hanya terdiri dari dua lantai, di mana lantai pertamanya adalah tempat makan dan nongkrong, sedangkan di lantai keduanya ada buku-buku yang terpajang di rak, ditambah sedikit kursi santai. Tidak banyak karyawan yang bekerja. Hanya ada sebelas orang karyawan yang bekerja di tempat itu, empat orang bertugas di bagian buku dan tujuh orang bertugas di bagian kafe yang memang menjual makanan. Menunya pun standar, hanya kudapan dan kue juga minuman seperti kopi, teh dan jus. Menu makanan berat tak banyak, hanya ada lima menu.
Dengan mengusung perpaduan antara buku dan kafe, hal itu yang membuat Lovina menyukai dua tempat itu dan sudah pernah merasakan bekerja di dalamnya. Tempat yang sudah hampir tujuh tahun dekat dengannya, semenjak lulus dari SMA. Dan semenjak kuliah pula, kerja full time nya berubah jadi part time. Di bagian buku lah tempatnya sekarang bekerja bukan di dapur kafe, seperti dulu.
Tak jarang orang-orang yang datang ke kafe buku lalu melewatkan kafenya. Kebanyakan dari mereka yang datang pasti mampir sebentar ke kafe, ataupun sebaliknya ke kafe dulu baru ke toko bukunya. Sekadar melepas lelah dan dahaga juga melihat-lihat buku. Kebanyakan pengunjung yang datang saat waktu siang sampai malam. Sistem shift kerja juga berlaku bagi beberapa karyawan yang memang punya kesibukan lain, seperti halnya Lovina dan dua orang karyawan lainnya yang juga seorang mahasiswa.
***
Bagi Lovina, kamarnya adalah masa depannya. Ia selalu menata kamarnya sedemikian rupa agar terlihat menarik dan membuatnya tidak pernah merasa bosan jika harus belama-lama di dalam kamar. Kamar yang kini sudah ditempatinya selama hampir tujuh tahun lamanya. Dengan sedikit dekorasi dinding yang dibuatnya sendiri. Beberapa kertas yang penuh dengan quotes itu menempel dengan rapi, pun dengan kreasi hand made yang lainnya seperti bintang yang terbuat dari origami membuat kamarnya jadi semakin hidup.
Ia selalu berasumsi kalau keadaan kamarnya tertata dengan rapi dan terlihat menyenangkan, berharap masa depannya nanti juga akan tertata dengan rapi dengan rencana-rencana yang tersusun rapi demi masa depan yang cerah. Masa depan yang jelas, yang tentunya tidak berantakan.
Kamarnya adalah rumahnya, semenjak memulai petualangannya ke luar dari kota kelahirannya untuk bekerja dan sekarang berlanjut dengan aktivitas barunya, kuliah. Kamarnya sekarang adalah tempat satu-satunya yang ia punya untuk tinggal.
Tapi hampir dua bulan ini, waktu kerjanya jadi terganggu.
Hampir dua bulan, tinggal satu bulan lagi semuanya akan kembali normal dan semuanya akan berjalan dengan baik-baik saja. Batinnya.