Perkuliahan Lovina dan Kira pada hari Rabu ada di jam 09.00 pagi dan jam 01.00 siang. Sedangkan jadwal perkulihan Ivan dan juga Vita di sehari Senin, Selasa, dan Kamis. Hari ini Ivan tidak ada perkulihan, tapi Ivan sudah ada di kampus sejak jam 10.00 pagi karena sudah ada rencana untuk streaming badminton dengan Lovina dan Kira. Ivan sengaja datang lebih awal, walau sebenarnya acara nonton barengnya baru akan dimulai pukul 04.00 sore. Dia hanya ingin menggunakan waktu yang ada untuk bersama Lovina. Meghabiskan waktu bersamanya di sela-sela jeda istirahat menuju perkulihan berikutnya.
Menunggu perkulihan berikutnya dihabiskan Lovina dan Kira duduk di tempat santai para mahasiswa di kampus. Lovina merasa heran karena melihat Ivan sudah asyik duduk dengan laptopnya.
Melihat Ivan, Lovina dan Kira berjalan ke arah dimana Ivan berada.
“Kok udah ada di kampus? Bukannya nggak ada perkulihan, ya?” Tanya Lovina kemudian duduk tak jauh dari tempat Ivan duduk, begitupun dengan Kira.
“Iya. Mana kelihatannya serius banget, nonton apaan, Van?” sambung Kira memecah keseriusan Ivan.
“Iya nih, bosen soalnya di rumah. Lagian kalau siang-siang ke kampus, rasanya gimana gitu. Jadi ya udah, sekalian aja nonton film yang kemarin di download. Sambil nunggu kalian selesai perkulihan.”
“Oh, gitu. Kirain.”
“Kirain apa, Vin?”
“Nggak, nggak apa-apa. Lanjutin gih nontonnya,” jawab Lovina tak bermaksud mengundang pertanyaan. “Aku mau ke kantin dulu, mau pesen minum? Ada yang mau nitip?” sambungnya.
Lovina mengira kalau Ivan datang lebih awal karena ada perlu dengan Stella.
“Aku dong, Vin. Jus jeruk ya,” Kira langsung menyambutnya dengan senang.
“Aku, juga dong, Vin. Ice coffee ya,” disusul Ivan.
“Ok!” Lovina lalu meninggalkan mereka.
Momen itu digunakan oleh mereka berdua untuk bertanya satu sama lain, tanpa mereka rencanakan sebelumnya. Momen ketika tak ada Lovina di antara mereka.
Ivan menghentikan kegiatan menontonya dan lebih cepat dari Kira untuk memulai aksinya.
“Ra, kalian berdua kayanya udah dekat banget ya?” Celetuk Ivan tiba-tiba, dan itu membuat Kira di dekatnya kaget. Merasa rencananya untuk bertanya dan memancing perasaan Ivan tentang Lovina kalah cepat.
Kemarin-kemarin Kira hanya mengetahui info itu dari Vita dan Lovina, bukan dari Ivan langsung. Itupun tentang perihal hubungan Ivan dan Stella, bukan tentang Ivan dan Lovina. Karena merasa dirinya tak begitu dekat dengan Ivan, tak seperti halnya dengan Vita. Kira tak pernah berani bertanya, bahkan untuk melakukan keisengannya langsung di depan Ivan. Dan sekarang tanpa diduganya, Ivan membukakan jalan itu. Tanpa perlu dia mencoba dengan caranya.
“Maksudnya berdua?” jawab Kira pura-pura tidak mengerti maksudnya.
“Ya, kalian berdua. Kamu dan Vina.”
“Oh, soalnya kan ada Vita juga. Jadi ku kira, berdua itu maksdunya siapa. Hehe..” dengan senyum ringannya Kira menegaskan.
“Kalau soal Vita sih aku sudah tahu. Cuma aku pengen denger dari kamu langsung.”
“Ya, seperti yang kamu lihat. Kita bertiga memang sudah dekat dari awal kita masuk dan satu kosan. Vina sudah kuanggap sebagai Kakakku sendiri, terutama dalam perantauanku ini. Ya, kamu pasti sudah tahu lah. Vina lebih dewasa dariku, dari segi umur?” Jawab kira dengan santai tapi serius.
Kira menjawab pertanyaan Ivan dengan secara tidak langsung menegaskan kepada Ivan kalau mereka berdua itu berbeda dari segi umur. Kira hanya ingin tahu bagaimana reaksi Ivan dan bagaimana Ivan menyikapi perbedaan umur itu. Kita merasa yakin, kalau Ivan sudah tahu perbedaan umur di antara mereka berdua.
“Iya, pasti kalian berdua nyaman banget dengan kehadiran Vina di tengah-tengah kalian. Dia memang sosok yang tidak hanya menyenangkan, tapi juga menenangkan. Mungkin karena kedewasaannya yang membuatnya begitu,” jelas Ivan. Seperti dirinya yang juga merasa nyaman dan tenang dengan keberadaan Lovina dalam hidupnya.
Kira bisa melihat kesungguhan dan ketulusan dari cara Ivan berbicara dan melihat matanya yang terlihat tidak sedang berpura-pura. Apalagi ketika mendengar kata kedewasaan keluar dari mulut Ivan. Kira yakin Ivan memang sudah tahu dan mungkin menerima perbedaan umur yang jauh antara Ivan dan Vina. Namun, Kira masih belum tahu apakah Ivan memang tulus dengan perasaanya ke Vina, atau memang hanya sekadar nyaman bersama sahabatnya itu karena kedewasaanya dan satu kesukaan, seperti nyamannya Ivan bersama Stella. Mengingat Kira beberapa kali pernah melihat kebersamaan Ivan dengan Stella, bahkan jauh sebelum adanya kebersamaan Ivan dengan sahabatnya itu.