Cinta memang tidak pernah ada yang menduga kapan datangnya, dan kepada siapa cinta itu tertuju. Yang pasti, cinta yang sejati memang tidak pernah salah hati. Itulah yang dirasakan oleh Xiao Qin, cowok keturunan Tionghoa yang sudah mulai menyukai sahabat sejak kecilnya, yaitu Lisa. Lisa memang hanya cewek biasa, tidak terlalu cantik, dan juga tidak terlalu pintar di sekolahnya. Berbeda jauh dengan Xiao Qin yang super tampan, disukai banyak cewek, pintar di sekolah, dan juga pandai bermain basket. Tapi, siapa yang menyangka kalau Lisa lah satu-satunya cewek yang disukai Xiao Qin. Akan tetapi, Lisa tidak pernah mengetahui bahwa Xiao Qin menyukainya.
Xiao Qin mulai menyukai Lisa sejak mereka duduk di bangku SMA kelas 1. Awalnya Xiao Qin biasa saja, karena mereka sudah bersahabat sejak mereka sama-sama masih berusia 6 tahun. Tepatnya, mereka bersahabat sejak mereka TK. Akan tetapi, ada yang aneh pada hati Xiao Qin ketika Lisa mulai bercerita kalau dirinya menyukai senior mereka yang bernama Liu. Cowok yang juga keturunan Tionghoa. Kebetulan, Lisa memiliki kriteria khusus untuk cowok idamannya, yaitu cowok Tionghoa.
“Xiao Qin, aku mau cerita.” Ujar Lisa dengan wajah cerianya.
“Cerita apa? Kok tumben, wajah kamu ceria banget. Ada apa nih?” Tanya Xiao Qin sambil tersenyum simpul.
“Aku lagi suka sama cowok!”
“Oh ya? Siapa?”
“Hmmm.... Tapi kamu jangan bilang siapa-siapa ya!”
“Iya.....!!!!”
“Janji???”
“Iya, Lisa! Janji! Emang siapa sih?”
“Hmmmm....”
“Siapa???”
Tiba-tiba Liu lewat dihadapan mereka berdua. Kebetulan, mereka berdua sedang mengobrol di depan kelas. Liu adalah senior Xiao Qin dan Lisa. Karena Liu duduk di kelas 2 IPA, jadi kelas mereka bersebelahan. Btw, Lisa dan Xiao Qin anak kelas 1 IPA.
“Itu, Xiao Qin! Cepat lihat!” Bisik Lisa.
Xiao Qin menoleh. “Koko Liu?” tanya Xiao Qin.
Lisa mengangguk. “Ganteng ya dia! Dari awal kita Masa Orientasi, aku suka sama dia. Dia ketua OSIS terganteng yang pernah aku kenal!” ujar Lisa sambil terus memandang dia yang berjalan menuju kelasnya.
Awalnya, perasaan Xiao Qin masih biasa. Ia belum merasakan sakit atau apapun. Bahkan, ia sangat senang ketika mengetahui bahwa sahabatnya menyukai seseorang.
“Kamu mau deketin dia?” tanya Xiao Qin.
“Emang bisa?” ujar Lisa, bertanya balik.
“Yaaaa, kalau ada usaha pasti bisa!” Jawab Xiao Qin.
“Bantuiiiiin.....!!!!!”
“Ih, gak mau! Masa gitu aja minta bantuin!”