Let Me Love You

Miss Sarah
Chapter #2

SATU

Dua hari kemudian............

Seluruh anak kelas X dan XI IPA sudah berkumpul di sekolah, mereka semua tampak sangat bahagia dan bergembira. Satu per satu masuk ke dalam bus, termasuk Xiao Qin dan Lisa. Seperti biasa Xiao Qin dan Lisa satu kursi. Hari ini Lisa terlihat tampak cantik, ia sengaja berdandan secantik mungkin agar Liu tertarik padanya.

“Lisa cantik juga ya...” batin Xiao Qin, sambil memandangi Lisa yang sedang menghadap ke jendela bus.

Lisa pun menoleh, dan menatap Xiao Qin. “Xiao Qin...” panggil Lisa.

Xiao Qin tersadar dari lamunannya. “Eh, iya. Kenapa, Lis?” tanya Xiao Qin.

“Kamu ngeliatin apa sih?” tanya Lisa penasaran.

“Ah.... Hmmmm... Nggak kok, aku gak ngeliatin apa-apa.” Jawab Xiao Qin.

“Bener gak liatin apa-apa?”

“Iya, bener!”

“Hmmmm, yaudah kalo gitu.”

Liu dan Rayn pun masuk ke dalam bus anak kelas X untuk memandu mereka semua. Sementara di bus kelas XI, sudah ada teman-teman OSIS lainnya yang memandu. Tentunya ini membuat Lisa menjadi deg-degan, karena Liu ada di dalam bus itu.

“Temen-temen, udah siap semua kan?” tanya Rayn.

“Siap, kak!” jawab para siswa dan siswi serentak.

“Oke deh. Sebelum berangkat, yuk kita berdo’a menurut keyakinan masing-masing. Berdo’a dimulai.” Ucap Rayn.

Usai berdo’a, Rayn dan Liu pun duduk di kursi paling depan. Kebetulan, belakang kursi mereka adalah Xiao Qin dan Lisa. Lisa semakin deg-degan karena Liu duduk di depannya. Mata Lisa terus tertuju pada Liu. Sesekali Lisa tersenyum ketika melihat Liu sedang mengobrol dengan Rayn. Melihat Lisa yang terus memandangi Liu, Xiao Qin pun mulai risih.

“Mau pindah?” tanya Xiao Qin.

“Ah.... Maksudnya?” tanya Lisa tidak mengerti.

“Mau tukeran duduk? Kalo mau, biar aku sama Rayn. Terus kamu sama Liu.” Ujar Xiao Qin.

“Eh... Eh... Gak perlu, Xiao Qin! Kamu sini aja!” ujar Lisa, sambil memegangi lengan Xiao Qin.

Xiao Qin menghela nafas.

Bus pun melaju normal. Karena perjalanan cukup jauh, Lisa pun kelelahan dan tertidur di bahu Xiao Qin. Jantung Xiao Qin mulai deg-degan, sesekali ia menghela nafas karena ia tidak biasanya seperti itu. Baru kali ini ia merasakan degupan jantung yang luar biasa ketika Lisa tertidur di bahunya.

“Akankah aku menyukainya?” tanya Xiao Qin dalam hati.

********

Setiba di wilayah Anyer, seluruh siswa dan siswi mulai keluar dari bus. Setelah keluar dari bus, seluruh siswa dan siswi menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya. Mereka semua tampak ceria, begitu juga dengan Xiao Qin dan Lisa.

“For your information guys, kalian bebas mau tidur sama siapa aja. Pokoknya, yang penting kalian tau tempat ajalah. Oh iya satu lagi, satu kamar 4 orang ya.” Ujar Liu, ketika seluruh teman-teman dan adik kelasnya sudah berkumpul di depan villa.

“Kamu sama aku ya!” ujar Lisa.

“Haaah???”

Lisa pun seketika cemberut.

“Gini loh, Lis. Kamu kan cewek, aku cowok. Masa iya kita satu kamar?” ujar Xiao Qin.

“Xiao Qin, kita itu dari kecil udah sama-sama. Jadi, apalagi yang harus di khawatirin?” ujar Lisa.

Xiao Qin menghela nafas. “Yaudah iya iya, tapi ingat yang dibilang Liu. Harus 4 orang.” Ujar Xiao Qin.

“Siap, Boss! Hehehe....” ujar Lisa, sambil tersenyum lebar. Kemudian ia berlari mencari teman-teman lainnya yang mau satu kamar dengan dirinya dan Xiao Qin.

Melihat tingkah Lisa yang masih kekanakan, Xiao Qin hanya menggelengkan kepala. Xiao Qin memasuki villa dan mulai mencari kamar. Sementara Lisa, ia masih sibuk mencari teman yang ingin satu kamar dengannya dan Xiao Qin.

Ketika sedang berkeliling mencari teman yang mau diajak tinggal bersama, Lisa melihat Liu sedang berdebat dengan seorang cewek. Cewek itu bernama Andini, dia teman sekelas Liu. Andini mendebatkan soal kamar. Ia ingin satu kamar dengan Liu dan juga Rayn. Namun, Liu tidak ingin satu kamar dengannya. Karena tidak ingin ikut campur, Lisa pun memalingkan tubuhnya. Namun, belum sempat ia berjalan tiba-tiba Liu memanggilnya. 

“Hey....” panggil Liu.

Lisa terkejut. Lalu ia memberanikan diri untuk menoleh.

“Iya, elo! Sini deh!” panggil Liu lagi.

Lisa mulai maju perlahan menghampiri Liu.

“I..... Iya kak, ada apa ya?” tanya Lisa ketakutan.

“Lo lagi cari temen sekamar kan?” tanya Liu, dengan nada tegas.

Lisa mengangguk.

“Lo sekamar sama dia ya.” Ujar Liu pada Andini.

“Hah??? Sama dia?! Dia kan anak kelas X, Liu! Masa lo tega sih sama gue!” ujar Andini dengan nada meninggi.

“Ya terus kenapa kalo dia anak kelas X? Kan gue tadi bilang, bebas kok mau sekamar sama siapa. Asalkan tahu tempat dan juga harus 4 orang dalam satu kamar.” Ucap Liu.

“Tapi kan gue berdua sama Tania, Liu!” ucap Andini lagi.

“Di kamar lo udah ada berapa orang?” tanya Liu pada Lisa.

“A..... Ada 2 kak. Aku sama Xiao Qin.” Jawab Lisa, dengan nada terbata-bata.

“Good! Lo berdua Tania, sekamar sama dia ya!” ucap Liu pada Andini, sambil menunjuk Lisa.

“Ta... Tapi.......” Belum selesai Andini berbicara, Liu pergi meninggalkan Andini dan Lisa.

Andini pun menghentakkan sebelah kakinya dengan wajah kesal, lalu ia pun pergi meninggalkan Lisa seorang diri. Sementara Lisa, ia hanya terpaku karena tidak menyangka kalau Liu akan memanggilnya.

Andini adalah teman sekelas Liu. Ia terkenal sebagai cewek paling cantik di sekolah, dan juga prestasinya tidak kalah bagus dengan kecantikannya. Namun sayang, Liu tidak pernah bisa membuka hati untuknya walaupun ia sudah mengejar Liu sejak mereka masih sama-sama duduk di bangku kelas X. Sementara Tania, ia adalah sahabat Andini. Tania memang tidak secantik Andini, namun kecerdasannya tidak berbeda jauh dengan Andini. Ia pun menyukai sahabat Liu, yaitu Rayn.

“Xiao Qiiiiiin.......” panggil Lisa dengan suara yang amat keras.

Xiao Qin yang sedang membereskan tas, segera keluar dari kamar karena mendengar teriakan Lisa.

“Iya, Lis! Ada apa? Aku disini!” ujar Xiao Qin dengan wajah khawatir.

Lisa malah tertawa kecil.

Xiao Qin mengernyitkan dahi. “Kok kamu ketawa?” tanya Xiao Qin bingung.

“Aku lagi seneeeeng banget!” ujar Lisa.

“Seneng? Seneng kenapa?” tanya Xiao Qin, masih tidak mengerti.

“Tadi, Liu manggil aku!” ujar Lisa.

“Kok bisa?”

“Jadi gini. Tadi dia itu lagi debat sama kak Andini. Kak Andini mau sekamar sama dia, tapi dia malah nyuruh kak Andini dan kak Tania buat sekamar sama aku. Hmmmm.... Seneng deh!”

“Hmmm, gitu. Berarti mereka bakalan sekamar sama kita?” tanya Xiao Qin.

Belum sempat Lisa menjawab pertanyaan Xiao Qin, tiba-tba Andini dan Tania menjawab pertanyaannya.

“Iya, gue sama Tania bakalan sekamar sama kalian. Sebenernya gue males sih, karena gue maunya sekamar sama Liu. Tapi karena Liu yang minta, jadi yaaaa yaudahlah yaaa...!!!” ujar Andini dengan nada sombong.

“Iya, gue juga sebenernya males banget sekamar sama kalian! Karena gue tuh maunya sekamar sama Rayn, bukan sama kalian!” celetuk Tania.

“Kayaknya Andini suka deh sama Liu.” Batin Xiao Qin.

“Kalau kalian keberatan buat sekamar sama kita, biar kita yang pindah ke kamar Liu.” Ujar Xiao Qin dengan lantang.

“Eh.... Eh.... Eh.... Apa-apaan?! Gak gak gak! Kalian gak boleh sekamar sama cowok-cowok incaran kita!” ujar Andini.

“Iya, bener tuh yang dibilang sama Andini! Kalian gak boleh satu kamar sama Rayn dan Liu!” tambah Tania.

Mendengar ucapan Andini, hati Lisa mulai terguncang. Tidak disangka, kalau ia harus sekamar dengan saingannya. Lisa pun masuk ke kamar, karena terkejut mendengar ucapan Andini. Melihat Lisa yang masuk ke dalam kamar, Xiao Qin pun mengikuti langkah Lisa. Sementara Andini dan Tania, ia masih terus berdiri di depan pintu kamar.

Lisa duduk di tepi tempat tidur, lalu melamun. “Ternyata aku punya saingan.” Batin Lisa.

Melihat Lisa yang sedang melamun, Xiao Qin pun ikut duduk di samping Lisa.

“Sudah, gak usah dipikirin. Kan belum tentu Liu suka sama Andini, jangan sedih ya.” Ujar Xiao Qin, sambil mengusap bahu Lisa.

Lisa mengangguk.

“Oh, jadi lo suka sama Liu?!” ujar Andini, yang tiba-tiba masuk ke kamar.

Lisa pun terkejut, karena Andini telah mengetahui semuanya.

“Emangnya kenapa kalau Lisa suka sama Liu? Gak ada hubungannya sama lo juga kan?!” ujar Xiao Qin, membela Lisa.

“Iya, emang gak ada hubungannya. Tapi, suatu saat nanti Liu akan jadi pacar gue!”

“Baru akan kan? Jadi, belum tentu jadian.” Jawab Xiao Qin.

Mendengar jawaban Xiao Qin, Andini pun semakin jengkel. Ia pun membanting tas nya ke tempat tidur, lalu pergi keluar kamar. Tania pun mengikuti Andini keluar kamar.

“Udah gak apa-apa, ada aku.” Ujar Xiao Qin.

Lisa hanya mengangguk.

********

Malam hari.......

Seluruh siswa dan siswi diminta untuk berkumpul di tepi pantai Anyer oleh Liu dan juga anggota OSIS lainnya, kemudian mereka semua berkumpul dan membentuk lingkaran. Sama seperti kemah pada umumnya, di tengah-tengah mereka adalah api unggun. Seluruh siswa dan siswi diminta untuk memperkenalkan diri mereka masing-masing.

Satu per satu siswa dan siswi kelas X IPA memperkenalkan diri, kini giliran Lisa. Lisa tampak gugup, karena dihadapannya ada cowok yang disukainya. Sesekali ia melirik ke Xiao Qin, namun Xiao Qin hanya memberinya kode untuk tetap memperkenalkan diri.

“Ehm... Hai semuanya. Kenalin, namaku Lisa Anindita Putri. Biasa dipanggil Lisa.” Ucap Lisa, mulai memperkenalkan diri.

“Hobi?” tanya Rayn.

“Hah.... Hmmm... Kalau hobi, hobiku menonton drama Mandarin.” Jawab Lisa.

“Wooooow....” ujar seluruh siswa dan siswi yang ada di sekitarnya.

“Selain itu?” tanya Liu.

Lisa menggelengkan kepalanya.

Liu menganggukan kepala secara perlahan. “Oke oke. Selanjutnya?”

Lisa kembali duduk. Kini giliran Xiao Qin.

“Hai semuanya, nama gue Xiao Qin. Hobi gue main basket. Salam kenal.” Ujar Xiao Qin.

“Xiao Qin...???” ujar Liu.

“Iya, kenapa?” tanya Xiao Qin.

“Kok gue kayak pernah kenal lo ya? Tapi di manaaa....”

Xiao Qin hanya terdiam, seperti sedang memikirkan sesuatu.

“Kenal di mana?” tanya Rayn.

“Itu dia, gue lupa kenal dia dimana. Tapi gue gak asing sama dia!” ujar Liu.

“Gue udah boleh duduk?” tanya Xiao Qin.

Liu menoleh ke arah Xiao Qin, lalu memberi kode dengan tangannya kalau Xiao Qin sudah boleh duduk. Xiao Qin pun kembali duduk.

“Xiao Qin.....” bisik Lisa.

Xiao Qin menoleh.

“Kak Liu pernah kenal kamu di mana?” tanya Lisa.

Xiao Qin hanya mengangkat kedua bahunya. Lisa pun menghela nafas dan makin penasaran.

“Gue tahu lo siapa, dulu lo itu tetangga gue. Tapi, gue gak mau kalau Lisa sampai tahu.” Batin Xiao Qin.

Mata Lisa terus saja tertuju pada Liu. Sesekali Lisa pun tersenyum sambil menatap Liu, dan itulah yang membuat Andini semakin gerah melihat Lisa. Andini yang duduk bersebelahan dengan Liu pun berdengus kesal, dan sesekali ia memalingkan wajahnya karena merasa muak melihat Lisa.

“Gue ada ide.” bisik Tania.

“Apa?” tanya Andini.

Tania pun mulai membisikkan sesuatu pada Andini, sesekali Andini menganggukan kepala dan tersenyum sinis. Selesai membisikkan Andini, mereka pun saling menatap dengan tatapan sinis. Sepertinya ada yang direncanakan Tania untuk menyingkirkan Lisa.

Usai acara api unggun, seluruh siswa-siswi pun mulai meninggalkan area tepi pantai dan kembali ke villa. Kini hanya Xiao Qin, Lisa, Liu, dan Rayn yang masih berada di tepi pantai. Lisa dan Xiao Qin pun beranjak bangun dari duduknya, lalu berjalan perlahan. Liu dan Rayn yang baru saja berdiskusi dengan tim OSIS lainnya pun ikut berjalan bersama Xiao Qin dan Lisa. Ketika sedang asyik berjalan menikmati malam, Lisa pun merasa ada orang lain selain Xiao Qin yang ikut jalan bersama mereka. Lisa pun menoleh, dan ia terkejut.

“Kak Liu....” panggil Lisa dengan setengah membelalakkan mata.

Liu hanya tersenyum.

Lisa pun membalas senyuman Liu. Jantung Lisa berdegup sangat kencang. Melihat Lisa yang membalas senyuman Liu, Xiao Qin hanya menundukkan kepala dan masih terus berjalan.

“Gimana acaranya? Seru gak?” tanya Rayn, memulai pembicaraan.

Lihat selengkapnya