LET US HIDE

Yuniar Riska Herdianti
Chapter #5

Bagian 4

"Ana lagi main nih sama aku. Kalian mau ikutan juga?" Kata-katanya terdengar jelas, kemudian suara cekikian menggema. "Main petak umpet, yuk? Kalau kalian terlihat atau tertangkap olehku, Ana dan kalian akan aku sakiti. Kalau kalian berhasil tanpa kelihatan, aku gak akan ganggu lagi." Suara yang terdengar dari speaker adalah suara pria, terkesan normal dan antusias, dari suaranya aku bisa menakasir kalau umurnya masih muda. 

Aku dan Reno, saling bertatap. Kedua netra kami bertemu dalam gelapnya area mal. "Itu dari pagingan, kan?" Tanya Reno tanpa ragu.

Aku mengangguk pelan, "Iya, jelas sekali." Aku menelan ludah perlahan, "Niat dia apa?"

Reno mengerutkan dahi, lalu telapak tangannya menutupi dahinya yang tak terhalangi apapun dan mengusapnya perlahan, "Ini bercandaan kan?"

Aku mengangkat bahu, pertanda tidak tahu. Buru-buru aku mengeluarkan HT, "Bu Cindy, Riyan, Didit, Eka, Pak Heri, siapa yang paging?"

"Aku gak tahu, Sil," kata bu Cindy dari HT. "Ini serius siapa yang ngomong, sih?"

Setelah itu masuk kembali suara dari HT, "Bu Sil, saya di lantai tiga, ini saya ketemu Pak Hamdan, baru mau pulang, tadi saya temuin ketiduran di kantor atas." 

Pak Hamdan adalah asisten manajer Kids Fun Time. Beberapa manajer kami terbiasa dengan Pak Hamdan yang selalu pulang terlambat karena laporan kerjanya, padahal pekerjaan itu bisa dikerjakan lagi pada keesokan pagi. Ia datang ke mal selalu siang, pas sekali dengan jam istirahat makan dan pulang hampir tengah malam. Tapi, pak Darmawan, selaku manajer Kids Fun Time selalu memperbolehkannya bertindak seperti itu. Dengan dalih, agar ia yang masuk pagi dan pulang jam tiga sore.

Aku mempererat HT digenggamanku, lalu bertanya pada pak Heri. "Pak, yang ngomong dipagingan kira-kira siapa ya? Ini bukan orang iseng kan?"

"Ini saya lagi mau cek, Bu. Saya mau ke bawah sekalian nganter Pak Darmawan, Bu Silva dan yang lainnya hati-hati, kalau bisa cari tempat aman dulu, ke kantor lantai dua," ujarnya, nada bicaranya tak terasa panik, mungkin sebagai sekuriti yang sudah senior, ia sudah bertemu berbagai macam manusia dari mulai yang baik hati sampai yang jahat sekalipun. 

HT kemudian aku simpan lagi ke pinggir rok, namun belum sempat aku mengaitkannya, HT kembali terdengar suara.

Lihat selengkapnya