Let's Not Baper

deng
Chapter #2

Chapter 01 : Sahabat Rasa Pacar

Matahari sudah menampakkan dirinya, menyebarkan cahaya hingga melewati sela-sela tirai yang berusaha menghalangi cahaya apapun masuk ke dalam kamar yang kondisinya hampir mengalahkan kapal pecah. Jam yang selalu menjadi teman terpercaya untuk membangunkan sosok yang masih terlelap di atas tempat tidur kini terbaring tak berdaya di lantai kamar—dengan baterai yang telah berserakan di dekat jam itu.

Shaa! Abi udah dateng nih!

Selimut yang menutupi seluruh tubuh sosok itu sedikit bergerak saat teriakan dari wanita paruh baya memasuki indra pendengarannya.

Tak lama, pintu kamar yang sejak tadi tertutup rapat terbuka secara perlahan. Langkah kaki yang terdengar membuat sosok di balik selimut meringkuk—seolah tahu bahwa sebentar lagi, ia akan dibawa paksa keluar dari dunia mimpi dan kenyamanan yang diberikan tempat tidurnya.

“Sha…”

Sosok itu menggumam saat mendengar suara bass yang sangat familiar.

“Sha… nanti kamu telat kalau nggak bangun sekarang.”

Kini sosok dibalik selimut itu mengerang, menghindari tangan yang sejak tadi mengguncang pelan tubuhnya dan menarik selimut yang ia kenakan hingga menutupi kepalanya.

“Cherry Aeleasha, kalau kamu nggak bangun sekarang, aku bakal jadiin kamu pacarku.”

Sosok di balik selimut itu mulai menunjukkan pergerakan, membuat pemilik suara bass itu tersenyum licik.

“Satu…”

Pergerakan semakin terlihat lebih intens.

“Dua…”

Senyum pemilik suara bass itu makin melebar saat ia melihat sosok di balik selimut mulai menunjukkan kegelisahannya.

“Ti—”

“Aku nggak mau jadi pacar Aristide Fabiaaaan!”

---

“Kamu masih ngambek?”

Cherry mengabaikan pertanyaan itu, memilih untuk memeriksa berbagai chat yang masuk ke dalam aplikasi chatting-nya. Mulai dari sang atasan, rekan kerja, sahabatnya semasa SMA, kumpulan pecinta musik rock, sampai chat dari salah satu toko camilan langganannya—yang memberitahu bahwa camilan yang Cherry cari telah datang.

“Sha…”

Seolah ia tidak mendengar panggilan dari pria yang duduk di kursi pengemudi, Cherry terus terfokus pada chat yang diterimanya.

“Sha, please.”

Lihat selengkapnya