Let's Not Baper

deng
Chapter #3

Chapter 02 : The Heck ?

“Jadi, tadi lo dianterin sama pangeran lo itu?”

Cherry menghela nafas kasar, berbalik demi menatap pemilik suara yang tengah bersandar pada pintu pantry kantor. “Mar, kamu nggak ada kerjaan lain apa selain kepo soal hidupku?”

Paramarta Narenda—atau yang akrab dipanggil dengan Amar—terkekeh pelan. “It’s my job, kepoin urusan orang. Kalau nggak gitu, gue nggak bisa bikin artikel bagus kan?”

“Terserah kamu aja deh.”

Tidak dapat menahan lagi, Amar tertawa—membuat wajah Cherry semakin bertambah masam. Gadis itu berjalan mendekati Amar, dengan sengaja menyenggol pundak rekan kerjanya dengan cukup keras hingga Amar terdorong mundur beberapa langkah.

Melihat Cherry yang berjalan dengan cepat, Amar segera berlari mengejar gadis mungil itu. Menyamakan langkahnya dengan Cherry, Amar mengulas senyum lebar saat melihat bibir Cherry yang maju. Dengan santai ia merangkul pundak sang gadis—tidak peduli dengan tatapan penasaran yang dilayangkan oleh rekan kerja mereka yang lain. “By the way Cher, bahan untuk rapat nanti udah siap?”

Tanpa mengeluarkan suara, Cherry menganggukkan kepala—menjawab pertanyaan Amar.

“Lo nanti mau pulang bareng gue? Sekalian pulangnya cari martabak keju yuk!”

Mendengar kata ‘martabak keju’, Cherry menoleh dengan cepat dan menatap Amar dengan mata berbinar. “Serius?! Kamu yang bayar ya?!”

Amar kembali tertawa saat melihat ekspresi Cherry yang berubah dengan cepat setelah ia mengajak gadis itu untuk membeli martabak keju. “Sure. Kebetulan gue baru aja dapet bonus.”

“Sip! Kalau gitu aku kabarin Abi kalau aku bareng kamu pulangnya.”

Seketika, Amar terdiam saat mendengar kata-kata Cherry. Ia menoleh, menatap Cherry dengan rasa penasaran yang tergambar jelas pada paras imutnya. “Lo dijemput pangeran nanti? Yakin bakal dibolehin pulang sama gue?”

Cherry mengangkat bahunya, “Kenapa nggak? Toh dia bukan Papaku, apalagi pacarku. Aku nggak perlu ijin apa-apa ke dia.”

---

Cherry menghela nafas lega saat sang atasan mengakhiri rapat. Ia segera membereskan barang-barangnya sembari membalas sapaan rekan kerjanya yang ikut hadir dalam rapat malam itu.

Tok! Tok!

Perhatian Cherry segera tertuju pada pintu ruang rapat yang terbuka lebar. Ia mengulas senyum lebar, dengan cepat melanjutkan kegiatannya—memasukkan seluruh barang bawaannya pada tas ransel yang menjadi temannya sejak ia pertama kali menginjakkan kaki di kantor tempat ia bekerja saat ini. Meastikan tidak ada yang tertinggal, ia segera memakai tasnya dan melangkah dengan gembira menuju pria yang menunggunya di pintu. “Jadi kan cari martabak kejunya?”

Lihat selengkapnya