Let's Play Puzzle

Zen Gin
Chapter #1

PROLOG

Air hujan berderai-derai mengguyur kota. Senyuman simpul terukir begitu hujan deras menyapa. Ketika hujan datang, sosok berharga itu selalu datang menghampiri kepalanya. Atensinya tertuju sepenuhnya pada butiran-butiran air menempel pada kaca di sampingnya, sampai melupakan eksistensi wanita cantik di depannya.

“Ekhem.” Wanita itu berdeham, menandakan dia jengah lantaran diabaikan. Tatapan nyalang dilayangkan dengan tangan disilangkan depan dada.

“Hm? Ya? Ada apa Lili sayang?” tanyanya sembari melirik dengan tangan yang masih menopang dagu.

Lili Hunier, anak berdarah campuran yang parasnya disebut-sebut sesuai namanya. Karisma bak bunga lili nan memukau. Bukan hal yang tabu lagi jika tatapan takjub dan iri selalu mengelilinginya. Posisinya pun tidak main-main— ia merupakan anak konglomerat. Dengan kata lain pria yang ditemuinya pun adalah orang penting baginya.

“Masih aja liatin hujan. Jadi … Vinear gimana?” Gadis itu menyingkap rambutnya yang agak pirang. Ia mencondongkan tubuhnya, disertai pupilnya membesar— menunggu-nunggu jawaban lawan bicara.

Mendengar nama yang dilontarkan Lili membuatnya membenarkan posisi, menoleh sepenuhnya kepada wanita itu. Vinear, sosok yang diidamkannya namun malah tidak kesampaian dan memilih merelakannya. Semesta seakan tak membiarkannya melupakan gadis itu begitu saja. Baru-baru ini mereka tidak sengaja bertemu. Saat ada apa-apa Lili pasti siap pasang telinga. Tapi akhir-akhir ini dia sedikit tertutup.

Pria di hadapannya tampak berpikir. Lantas ia menjawab sembari tersenyum getir. “Ehm, baik. Tapi kayaknya dia lupa aku.”

“Bikin dia inget lagi lah, jangan nyerah.”

“Udah kok, ini lagi usaha.” Lagi-lagi pandangannya mengarah pada tetesan air di kaca yang perlahan mengalir turun.

Pria itu menyeruput kopinya. Ia mengecap, merasakan pahit di lidahnya— mengingatkannya pada salah satu pelanggan setia di kedai ini yang gemar sekali meminum kopi demi tetap terjaga.

Lihat selengkapnya