Perjalanan menuju Alpaka Cafe terasa sangat panjang. Sederet gedung yang menjulang tinggi seolah menjadi anak tangga untuk sebuah perandaian;
"seandainya @Bagong benar-benar bisa terbongkar sampai semua detail-detail code rahasia di dalamnya, pun personel yang tergabung, pun beberapa misi yang telah berhasil dijalankan dalam 2 tahun belakangan oleh jaringan ini juga terlacak, ah ... akankah ada sekuel kedua dari dinding lembab dan jeruji besi?"
Sepoi angin dari jendela taksi yang sedikit terbuka, semakin merunutkan angan. Peristiwa berdarah dan penuh dendam dalam dua tahun sebelumnya, seolah muncul satu persatu. Tentang Heroes Plaza dengan 367 korban jiwa, Carefour Purwakarta dengan tumbal 125 nyawa, Hard Rock Bali dengan 67 kematian, dan yang paling fenomenal di Stadion Gelora 10 November dengan merenggut jiwa hampir separuh penonton yang sedang berada di sana. Dan semua itu masih belum cukup untuk membayar kepedihan di masa lalu.
Taksi berhenti tepat di depan pintu masuk Alpaka Cafe. Tidak banyak membuang waktu, gadis tersebut segera masuk setelah membayar ongkos taksinya.
Di sisi lain, di sudut meja 'sakral' bagi jaringan ini, Jalu sudah menanti dengan jenak. Tampak sibuk mengepulkan bulatan asap rokok ke dinding yang bertuliskan 'under construction'.
"Mereka menemukan jaringan kita dari akun @Bagong."
"@Dozzer?"
Gadis itu hanya mengangguk pelan.
"Kau tahu Jalu? Ini berarti sebentar lagi @Whyr8 dan @Flux juga pastinya bisa terbongkar juga, bukan?"