“Hati-hati disana ya, Nduk.” Ibu mengelus pundak Raha.
“Iya, Bu. Nanti Raha kabarin kalau sudah sampai.” Raha mencium tangan ibunya lalu memeluknya.
“Raha pamit ya, Bu. Assalamualaikum.”
“Iya, Nduk,” Ibu menatap Raha seraya tersenyum menenangkan.
Raha balik tersenyum. Seperti biasa ibunya akan tersenyum seperti itu setiap kali ia akan backpacking. Rumahnya yang berada di Malioboro cukup dekat dengan Stasiun Yogyakarta, ia memutuskan untuk berjalan kaki, lagipula ini masih pukul tiga sore sedangkan kereta berangkat pukul lima.
Toko-toko mulai dibuka begitu pun dengan para pedagang yang mulai berjejeran di sekitar Jalan Malioboro. Dari sore sampai malam Malioboro tak pernah sepi dari para pengunjung yang ingin berbelanja atau sekadar jalan-jalan. Raha membenarkan tas gunungnya. Matanya mulai menjelajahi deretan bangunan-bangunan, pengunjung yang berlalu lalang juga para penjaga toko yang menjajakan dagangannya dengan menawarkan ke setiap orang yang lewat. Pandangannya beralih ketika terdengar dering handphone, ia mengambil handphone-nya di saku celana dan mengangkatnya.
“Halo.”
“Masih dimana lo, Ha?” tanya seseorang di seberang telepon.
“Otw stasiun ini,” jawab Raha seraya mempercepat langkahnya.
“Nanti kalau udah sampai terminal kasih tahu gue.”
“Siap, udah dulu ya, Ga, bye.”
“Oke, hati-hati.”
Raha mematikan teleponnya, ia sudah berada di stasiun dan langsung menunjukkan tiket dan ktp-nya kepada petugas kemudian masuk ke dalam. Raha duduk di kursi panjang sambil mengecek akun media sosialnya. Ia memotret suasana stasiun, membuka aplikasi edit foto dan mengeditnya, setelah selesai ia membagikannya di akun Instagram miliknya dengan caption perasaan ini selalu sama, ketika aku menginjakkan kakiku disini.
Pemberitahuan bahwa kereta akan segera datang terderngar, Raha bangkit dari duduknya. Kereta berhenti dan orang-orang pun mulai masuk ke dalam kereta begitu juga Raha. Ia mengedarkan pandangannya seraya berjalan untuk mencari kursi sesuai dengan nomor yang ada di tiket miliknya, beberapa menit kemudian ia menemukan kursinya lalu menyimpan tasnya di bagasi atas kemudian ia duduk di bangkunya. Kursinya yang dekat dengan jendela memudahkan ia untuk bisa menikmati pemandangan selama perjalanan. Butuh waktu sekitar enam jam untuk sampai di Stasiun Cirebon., untuk itu Raha memutuskan tidur selama sisa perjalanan.
Beberapa jam kemudian ia sampai di stasiun lalu mencari buhe agar langsung menuju Terminal Majalengka. Selama perjalanan banyak pedagang yang masuk ketika mobil berhenti untuk menjajakan jualannya. Raha yang dari kemarin belum makan sama sekali akhirnya membeli tahu dan lontong. Ia memakannya sembari melihat ke luar jendela.
Terdengar dering handphone, Raha merogoh saku celananya.
“Halo.” Raha mengangkat teleponnya.
“Ha, udah sampai mana?” tanya Ega.
Raha melirik ke luar jendela. “Udah deket, depan Graha Sindang Kasih, tumben banget jam segini udah bangun.”
“Kebangun gue.”
“Oh, kirain nungguin gue,” canda Raha.
“Yakali, mending gue tidur.” balas Ega.
“Eh, ini gue udah sampai di terminal, mending lo buruan jemput deh. Dingin banget.”
“Oke, gue otw.”