~Letter of Apology~
Sebuah suara Pop up massage, membuat Adel membuka benda pipih berwarna hitam itu.
@mythaliana
Dek nanti pulangnya minta anterin temen aja ya.
Oh ya jangan lupa, temen nya diajak mampir ke rumah ya. Soalnya bunda masak banyak.
@adeliarabella
Oke bunda.
"Kak Rey...."Adel memanggil Reyhan, membuat sang empu-nya nama mendongak sambil mengangkat sebelah alis.
"Anterin aku pulang ya?" Gadis itu memasang puppy eyes agar Reyhan berkenan untuk mengantar dirinya pulang. Namun, manik mata tajam milik Reyhan hanya menatapnya dengan datar.
Reyhan bangkit dari duduk, membuat Adel memanggil nama pemuda itu lagi.
"Eh kak Rey mau kemana?"tanya Adel.
"Katanya lo minta anterin pulang?"
"Emang belajarnya udah selesai?"tanya Adel sambil mengerjapkan matanya.
"Nanti dilanjut lagi."
Lalu, gadis itu bergegas membereskan semua barang-barang miliknya ke dalam tas. Menyusul Reyhan yang sudah berjalan lebih dulu meninggalkan dirinya.
Adel menganga melihat mobil Reyhan yang awalnya mobil sedan berwarna putih, kini menjadi sedan hitam pekat.
"Lo mau gue tinggal?"tanya pemuda jangkung dari kaca pintu mobil, membuat Adel membuyarkan lamunannya tadi. Gadis berpipi tembam itu langsung masuk ke dalam mobil.
"Oh ya gue cuma mau ngingetin lo, uang ganti rugi mobil gue kemaren jangan lupa dibayar,"ucap Pemuda itu seraya memfokuskan pandangannya ke jalan raya.
"Hah? Kan itu gak sepenuhnya salah ku,"Bela Adel.
"Gue gak mau tau."
Gadis berpipi tembam itu hanya mengigit sebagian bibir bawahnya, lalu membuang pandangan ke arah kaca pintu mobil.
Tak butuh waktu setengah jam, mobil hitam pekat Reyhan telah sampai di halaman rumah minimalis Adel.
"Oh ya kak, bunda nyuruh kak Rey buat makan malam di rumah ku," tawar Adel sambil membuka seatbelt.
"Lain kali aja."Jawaban Reyhan membuat senyum manis Adel pudar begitu saja, entah mengapa tiba-tiba gadis itu merasa kecewa.
"Oh ya udah kak gapapa kok, btw makasih ya udah anterin aku pulang."Adel tersenyum tipis lalu gadis berpipi tembam itu turun dari mobil milik Reyhan.
Gadis berpipi tembam itu mengetuk pintu, ketika dirinya sudah sampai di depan pintu rumah. Pintu rumah terbuka, menampilkan seorang wanita berumur 35 tahun yang sedang tersenyum melihat anak gadisnya.
"Assalamualaikum bun,"ucap gadis itu sambil mencium punggung tangan milik Mytha.
"Wa'alaikum sallam dek, temen kamu mana?"tanya Mytha kepada anak bungsu kesayangannya.
"Dia ga—" Kalimat Adel terpotong oleh suara bass milik seseorang.
"Hai tante, assalamualaikum,"Ucap pemuda jangkung seraya mencium punggung tangan milik Mytha.
Adel menatap heran Reyhan. "Katanya gak mau ikut, kenapa tiba-tiba jadi mau ngikut," Adel membatin.
"Nama saya Reyhan tante."Pemuda itu berucap dengan mengembangkan senyum terlebar, lain halnya jika dia sedang bersama Adel. Hanya tatapan tajam dan senyum meremehkan yang dipamerkan oleh pemuda jangkung itu.
Adel menyikut lengan Reyhan. "Katanya kak Rey gak bisa ikut?" bisik Adel yang masih bisa di dengar oleh Pemuda jangkung disebelahnya ini. Namun, Reyhan hanya melirik gadis yang hanya setinggi pundaknya ini, tak menjawab pertanyaan dari Adel.
"Rey...ayo silahkan masuk,"ajak Mytha sambil menarik lengan milik Reyhan.
"Ya ampun, anaknya bunda itu gue apa dia sih?"Adel bergumam sembil menghentakkan kaki dengan kesal.
"DEK....BANTUIN BUNDA SIAPIN MAKAN MALAM." Suara cetar nan membahana itu milik Mytha, membuat Adel refleks menutup telinganya. Namun, tetap saja suara membahana milik Mytha terdengar oleh indra pendengaran Adel.
Adel menghela nafas berat. Lalu masuk seraya mengucapkan salam. Gadis berpipi tembam itu langsung naik ke atas untuk mengganti bajunya.